REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Genap tujuh hari Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan melakukan safari politiknya di Jawa Timur.
Setelah lima hari di wilayah ‘tapal kuda’, Zulhas menghabiskan dua hari berikutnya di Mataraman. Sebagai agenda penutup, Zulhas kembali ke wilayah tapal kuda.
Kali ini tempat yang dipilihnya adalah Sampang, Madura. Dia dan rombongan DPP PAN dijadwalkan menghadiri acara Sampang Bershalawat yang dihadiri lebih dari 5000 warga Nahdliyin.
Gerak cepat Zulhas yang disebut Ketua DPW PAN Jatim Rizki Sadig sebagai strategi politik ‘sat-set’ ini terbilang unik.
Rizki mengatakan, PAN yang selama ini dikenal sebagai partai berbasis warga Muhammadiyah, terlihat mulai serius menggarap warga Nahdliyin.
“Ini kan Jawa Timur. Sedikit berbeda. Jatim ini basisnya NU. Untuk mewujudkan Jatim basis PAN, kita perlu terbuka dan diterima warga Nahdliyin. Lagipula PAN merupakan partai terbuka, inklusif, tengahan. Jadi langkah ini bukan sesuatu yang aneh apalagi tabu bagi PAN,” ujar anggota DPR RI Komisi I F-PAN dari dapil Blitar, Tulungagung, dan Kediri ini, dalam keterangannya, Senin (21/3/2022).
Selain mendatangi pesantren-pesantren besar NU di tapal kuda dan Mataraman, Zulhas juga melakukan ziarah ke tiga ulama penting di Jatim.
Di antaranya ke makam Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid di Jember, makam Mbah Hamid di Pasuruan, dan terakhir makam Syekh Cholil Bangkalan pada Senin (21/3/2022).
“Hari ini kami ditemani cicit langsung Syaikhana, KH Imam Bukhori Cholil, untuk berziarah. Ziarah ini penting untuk tapak tilas, mengaji sejarah, betapa perjuangan para ulama dulu mencintai bangsanya sangat luar biasa. Nilai ini relevan untuk PAN,” Kata Zulhas.
Selama berada di Jatim, Zulhas tampak selalu bersarung selama melakukan safari politiknya. “Sarungan ini enak,” kata Wakil Ketua MPR RI itu. Strategi politik dengan ziarah, sarungan, dan shalawatan ini tampak menjadi sesuatu yang baru dan unik dilakukan PAN.
Partai berlambang matahari putih ini tampak serius menjadi partai yang inklusif untuk semua golongan. “Alhamdulillah kami diterima. Banyak kiai-kiai dan pondok-pondok menitipkan anak-anak atau kerabat mereka untuk maju dari PAN dalam Pemilu 2024 mendatang,” sambungnya.
“Simbol PAN itu matahari. Seperti matahari, kita tak boleh pilih-pilih memberikan kasih sayang. Perjuangan PAN juga untuk semua golongan. PAN bisa relevan dengan pihak manapun selama tujuannya sama, untuk kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara. Sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945,” ungkap pria yang akrab disapa Bang Zulhas itu. Dia optimistis Jatim bisa menjadi basis PAN dan perolehan suara PAN pada pileg mendatang bisa meningkat.