REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menargetkan produksi padi mencapai tiga juta ton pada 2024. Saat tahun 2021, produksi padi telah mecapai 2,75 juta ton, meningkat dibandingkan tahun 2015 sebedar 2,5 juta ton.
“Saya berharap akhir masa jabatan saya tahun 2024 mencapai tiga juta ton,” kata Gubernur Lampung Arinal Djunaidi saat HUT Provinsi Lampung ke-58 di DPRD Lampung, Jumat (18/3/2022).
Arinal yang sudah menjabat gubernur selama tiga tahun berjalan berharap untuk mendukung tercapainya produksi padi sebesar tiga juta ton tersebut, petani bergabung dalam program Kartu Petani Berjaya (KPB). Menurut dia, KPB tersebut banyak keuntungan bagi petani untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
Menurut dia, produksi padi sebesar tiga juta ton tersebut diharapkan tidak ada lagi impor beras. Untuk itu, kepada anggota DPRD dan stakeholder lainnya untuk terus mensosialisasikan program KPB tersebut, sehingga semua petani dapat bergabung dan dapat memperoleh kemudahan-kemudahan.
Ia menyebutkan, saat ini sudah bergabung program KPB sebanyak 212.224 petani, masih banyak petani yang belum mendapatkan KPB. Program tersebut, ujar dia, diantaranya kemudahan dalam fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), kemudahan mendapatkan pupuk, dan meningkatkan kesejahteraan keluarga petani.
Realisasi Program KPB yang menjadi program prioritan Gubernur Arinal tersebut yakni KUR tahun 2021 telah mencapai Rp 8,57 triliun, mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar RP 5,7 triliun. “Hal ini karena memang sektor pertanian menjadi unggulan Provinsi Lampung,” kata Arinal, yang mantan Sekdaprov Lampung.
Saat ini, berdasarkan riset yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, harga gabah di tingkat petani/penggilingan dan juga harga beras di sentra produksi padi di Provinsi Lampung mengalami penurunan pada Februari 2022. Penurunan tersebut menjelang musim panen raya pada Maret hingga April 2022.
“Meski ada penurunan, namun harga Gabah Kering Giling (GKG) dan beras masih di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP),” kata Kepala BPS Provinsi Lampung Endang Retno Sri Subiyandani dalam berita resmi statistik, awal Maret 2022.
BPS melakukan 47 observasi pemantauan harga di empat kabupaten sentra produksi gabah di Lampung selama Februari 2022 terhadap pemantauan harga. Yakni di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Selatan, Lampung Timur, dan Pringsewu.
Endang mengatakan, harga gabah tertinggi di tingkat petani pada gabah kualitas GKG Rp 5.700 per kg dan terendah Rp 5.100 per kg varietas Ciherang. Harga gabah tertinggi di tingkat penggilingan Rp 5.800 per kg dan terendah Rp 5.200 per kg varietas Ciherang.
Menurut dia, rata-rata komponen mutu hasil panen gabah kelompok kualitas GKG maupun GKP yang diperjualbelikan menunjukkan hasil yang kurang baik dilihat dari Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa (KH). “Rata-rata harga gabah di petani dan di penggilingan mengalami penurunan pada Februari 2022,” kata Endang.
Penurunan harga GKG di tingkat petani sebesar 1,19 persen dari Rp 5.380,83 per kg pada Januari 2022 menjadi Rp 5.316,86 per kg pada Februari 2022. Sedangkan di tingkat penggilingan turun 1,22 persen dari Rp 5.503,33 per kg pada Januari 2022 menjadi Rp 5.435,93 per kg pada Februari 2022.