Kamis 17 Mar 2022 19:50 WIB

Satgas Covid-19: Waspada, Angka Testing Terus Menurun

Jumlah orang yang dites per minggunya turun hingga 52 persen dari puncak.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka testing nasional saat ini terus menunjukan penurunan sejak minggu ketiga Februari. (ilustrasi).
Foto: Satgas Covid-19.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka testing nasional saat ini terus menunjukan penurunan sejak minggu ketiga Februari. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, angka testing nasional saat ini terus menunjukan penurunan sejak minggu ketiga Februari. Meskipun masih memenuhi target testing dari WHO, namun jumlah orang yang dites per minggunya turun hingga 52 persen dari puncak.

“Sayangnya angka testing sudah menunjukan penurunan sejak minggu ketiga Februari dan masih terus menurun di masa penyesuaian kebijakan ini,” kata Wiku saat konferensi pers, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Wiku pun meminta agar masyarakat waspada terhadap penurunan jumlah testing ini. Sebab, hanya melalui testing yang dapat mengidentifikasi seseorang positif terpapar Covid-19. Karena itu, ia menekankan agar jumlah testing terus ditingkatkan.

“Jangan sampai turunnya angka testing ini berdampak pada penurunan data kasus yang semu, yang berpotensi meningkatkan jumlah orang positif yang tidak teridentifikasi. Angka testing harus tetap dipertahankan bahkan harus terus ditingkatkan,” jelas dia.

Menurut Wiku, penurunan jumlah orang yang dites ini salah satunya disebabkan karena dihapuskannya syarat t esting di beberapa sektor serta minimnya kesadaran masyarakat untuk dites. Karena itu, ia menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk melakukan tes jika merasa bergejala.  

Berdasarkan hasil survei BPS pada Februari 2022, alasan utama masyarakat melakukan tes Covid-19 yakni karena program kantor yang sebesar 51 persen, karena persyaratan perjalanan sebesar 38,1 persen, dan program tracing sebesar 23,3 persen. “Hanya 18,7 persen responden yang melakukan tes karena merasa tidak sehat,” tambah Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement