Kamis 17 Mar 2022 19:03 WIB

IDAI Keluarkan Rekomendasi Baru PTM, Siswa Wajib Masker Tiga Lapis

Perhatikan pemilihan dan penggunaan masker di siswa agar efektif.

Guru memberikan materi saat proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di SDN Tanah Tinggi 1, Kota Tangerang, Banten, Senin (7/3/2022). Pemerintah Kota Tangerang menerapkan PTM terbatas sebanyak 50 persen untuk siswa kelas 6 SD dan kelas 9 SMP di tengah pemberlakuan PPKM level 3.
Foto:

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan memulai PTM 100 persen bertahap. Hal tersebut didorong dengan melihat kondisi tren penurunan kasus sebaran dan penurunan positivity rate Covid-19 belakangan ini.

"Mengamati kondisi terbaru, P2G mendorong pemerintah pertimbangkan memulai sekolah PTM 100 persen bertahap, tentu berdasarkan kajian epidemiologis dan data mutakhir," kata Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim, kepada Republika.

Dia melihat, dari perkembangan kasus sebaran Covid-19 terbaru ada tren penurunan kasus termasuk positivity rate yang kini sudah menyentuh sekitar 7-8 persen. Dia mengatakan, pemerintah layak mempertimbangkan segera memulai PTM 100 persen secara bertahap jika penurunan kasus dan positivity rate menyentuh lima persen.

P2G meminta pemerintah pusat dan daerah untuk memperhitungkann dan memetakan perkembangan kasus Covid-19 setidaknya dua pekan ke depan, hingga awal April. Termasuk mengamati tren kasus Covid-19 secara global. Sebab, Satriwan melihat adanya varian Delta-Omicron dan ledakan kasus terbaru di China masih cukup mencemaskan.

"Karena saling terkoneksi, misalnya dengan tingkat perjalanan wisata dari mancanegara ke Indonesia yang sudah dipermudah aturannya," kata dia.

Selain memperhatikan angka positivity rate, pemerintah hendaknya juga memperhatikan tingkat perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Di mana yang perlu diperhatikan hendaknya tingkat perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit berada di bawah lima persen, termasuk angka fatality rate.

"Poin kami adalah, dasar memulai PTM 100 persen harus tetap mengacu pada data dan kajian epidemiologis mutakhir. Prinsip kehati-hatian. Bagi P2G, kriteria berikutnya sekolah dapat PTM 100 persen adalah jika daerah sudah masuk PPKM level I, sedangkan PPKM Level II sebaiknya tetap PTM terbatas 50 persen," kata dia.

Selain itu, pihaknya juga mengakui semangat dan dorongan dari orang tua termasuk siswa dan guru untuk segera mulai PTM 100 persen makin kencang. Sejak tahun ajaran 2021/2022, kebijakan PTM sering gonta-ganti, mulai dadi PJJ 100 persen, lalu PTM 50 persen, bahkan PTM 25 persen.

"Gonta-ganti skema pembelajaran kami lihat sangat berdampak terhadap psikologis siswa termasuk motivasi belajar siswa. Sementara itu, kita harus akui ancaman learning loss sudah kita rasakan selama pandemi," jelas Satriwan.

Dia menguraikan, anak-anak SD kelas rendah yang paling terdampak dari learning loss. Misal terkait keterampilan dasar membaca dan menghitung mereka yang makin tertinggal.

P2G juga meminta agar sekolah, guru, orang tua, dan siswa tetap konsisten membiasakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ketika masuk 100 persen dimulai nanti. Gerakan 3M, yakni mencuci tangan, memakai masker, dan nenjaga jarak, adalah kebiasaan yang wajib ditaati dalam PTM 100 perawb nanti. Jangan sampai berpikir Covid-19 sudah normal, semua sudah sehat, sehingga tak lagi patuh terhadap Gerakan 3M.

"Perlu disadari betul, 3M dijadikan AKB, ini kunci PTM yang sehat dan aman. Jika tidak, sekolah akan terus PJJ, orang tua dan guru pasti tidak mau," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement