Kamis 17 Mar 2022 18:12 WIB

Indonesia, Negeri Terkaya Sawit, Tapi Harga Sulit Terjangkau Warga

AS menyebut kontribusi sawit Indonesia mencapai 58 persen dari pasokan global.

Rep: Iit/Dea/Wilda/Dedy/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi menempel surat edaran terkait harga minyak goreng saat sosialisasi pelepasan harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (17/3/2022). Pemerintah melepaskan harga minyak goreng kemasan ke mekanisme pasar guna memangkas tingginya disparitas harga sekaligus menjaga ketersediaan minyak goreng di pasaran.
Foto:

Tini menyayangkan atas kenaikan harga minyak goreng di Indonesia terutama Kabupaten Malang. Situasi ini berarti dia harus menambah pengeluaran untuk belanja sehari-hari. Terlebih untuk Ibu Rumah Tangga (IRT) yang sangat membutuhkan komoditas tersebut untuk memasak makanan.

Dengan adanya kondisi tersebut, Tini pun harus mencari cara untuk berhemat. Dia perlu memasak makanan yang bisa diolah tanpa menggunakan minyak goreng terlalu banyak.

Di Bandung, berdasarkan pantauan Republika, Kamis (17/3/2022), harga minyak goreng kemasan premium di Yogya Group mencapai Rp 47.900 untuk kemasan dua liter.  Di Superindo dibanderol dengan harga Rp. 45.500 untuk ukuran serupa. Hypermart, harga minyak goreng kemasan dua liter merek Filma dibanderol dengan harga Rp 40.000, sedangkan di Alfamart dipatok seharga Rp 49.300.

Berdasarkan merek, minyak goreng kemasan premium ukuran dua liter merek Tropikal, Sania, dan Fortune yang dijual di Alfamart dibanderol dengan harga Rp 49.200 hingga Rp 49.500. Sedangkan merek Barco dihargai Rp 36.000 per liter.

Skema pajak

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan untuk mencabut kebijakan domestic market obligation (DMO) minyak sawit. Namun, untuk memastikan pasokan sawit dalam negeri terpenuhi, pemerintah akan menggunakan instrumen perpajakan yang membuat tarif pajak untuk ekspor lebih tinggi.

"DMO akan akan dicabut diganti dengan mekanisme pajak, jadi (pajak) besar kalau jual di luar negeri (ekspor) sehingga lebih untung di dalam negeri, begitu caranya," kata Lutfi usai meninjau harga bahan pokok di kawasan Pasar Senen, Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Lutfi menjelaskan, saat ini besaran pungutan ekspor dan bea keluar sebesar 375 dolar AS per ton. Pemerintah, kata Lutfi, akan menambah 300 dolar AS menjadi 675 dolar AS per ton.

Adapun aturan sebagai dasar hukum perubahan tersebut akan diterbitkan hari ini dan akan berlaku dalam lima hari ke depan.

Sebelumnya, Kemendag mengatur DMO sebesar 20 persen dari volume ekspor CPO setiap perusahaan eksportir. Pemerintah kemudian kembali meningkatkan volume DMO menjadi 30 persen yang diatur dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 170 Tahun 2022.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), Eddy Martono, mengatakan, sejauh ini, Gapki belum mendapatkan rincian kenaikan tarif ekspor tersebut. "Jadi Gapki tunggu berapa (detail) kenaikannya," kata Eddy kepada Republika, Kamis (17/3/2022).

Kendati demikian, ia mengatakan, seharusnya kebijakan baru tersebut tetap bisa meminimalisasi potensi kelangkaan minyak goreng di pasar saat ini. Namun, ia menilai, pengawasan di tingkat hilir tetap harus diperkuat agar pasokan minyak goreng tidak bocor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement