Senin 07 Mar 2022 15:40 WIB

Kepala BIN: Vaksinasi Justru Harus Digencarkan Meski Lewati Masa Puncak

BIN turut menggencarkan vaksinasi di sejumlah wilayah Indonesia

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nashih Nashrullah
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, menyatakan BIN turut menggencarkan vaksinasi di sejumlah wilayah Indonesia
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, menyatakan BIN turut menggencarkan vaksinasi di sejumlah wilayah Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan, mengatakan, puncak kasus positif Covid-19 yang diperkirakan sudah terlampaui jangan sampai mengurangi kewaspadaan. 

Menurut dia, kondisi tersebut harus dioptimalkan dengan mempercepat vaksinasi mencapai 70-75 persen populasi secara nasional agar tidak terjadi pembalikan fenomena.

Baca Juga

"Ini data yang menggembirakan, tapi tidak boleh mengurangi kewaspadaan. Saat puncak positivity rate terlampaui, dan penurunan kasus harian terlihat, upaya pengendalian penyebaran Covid-19 justru harus dioptimalkan," ungkap Budi dalam keterangannya, Senin (7/3/2022). 

Dia menjelaskan, BIN terus menggencarkan percepatan vaksinasi demi memenuhi target 70-75 persen populasi secara nasional.

Menurut Budi, upaya percepatan cakupan vaksinasi diperlukan dalam memastikan keberlangsungan fenomena penurunan positivity rate secada nasional.

"Agar fenomena itu berlanjut ke titik yang paling dekat bagi Indonesia untuk aman dari pandemi," kata purnawirawan Jenderal Polisi itu.

Berdasarkan data 4 Maret 2022, positivity rate Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi 16,3 persen dari 18,2 persen pada akhir Februari. Pada saat yang sama, ada 15 provinsi yang mengalami penurunan kasus harian, dan delapan provinsi yang melandai.

Budi kembali mengingatkan, meski puncak positivity rate terlampaui, itu tidak berarti akhir dari pandemi. Dia menjelaskan, situasi itu hanya titik jenuh yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengoptimalkan vaksinasi, deteksi dan mitigasi, serta disiplin protokol kesehatan.

Dalam sepekan terakhir, BIN menggencarkan vaksinasi untuk meningkatkan capaian di kalangan anak-anak, lansia, dosis booster, dan umum. 

Vaksinasi setidaknya digelar di 12 provinsi, yang disebar di puluhan titik pelayanan. Cakupan vaksinasi diperluas hingga ke pelosok desa atau pulau yang selama ini sulit dijangkau yang dikenal dengan istilah wilayah 4T, yakni terpencil, terdalam, terluar, dan terjauh.

Di Kepulauan Bangka Belitung, BIN Daerah (Binda) menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah hingga unit terkecil untuk melakukan vaksinasi dari rumah ke rumah atau door to door. "Komitmen kita sama, yaitu menjangkau dan mempermudah akses vaksin bagi semua lapisan masyarakat, termasuk yang tinggal jauh di pelosok pedesaan dan kepulauan," ujar Kabinda Babel, Imam Santoso.

Di Provinsi Riau, Binda setempat menggelar vaksinasi secara serentak di enam wilayah yang juga memiliki wilayah terdalam, terjauh, dan terpencil, yakni Bengkalis, Dumai, Meranti, Rohil, Rohul, dan Siak. Jumlah vaksin yang berhasil disuntikkan mencapai 248 ribu dosis per bulan, dengan sasaran utama anak usia 6-11 tahun dan lansia.

"Kita pakai metode terpusat dan door to door, agar cakupan meluas. Dengan demikian akan terbentuk benteng pelindung bagi masyarakat, termasuk di wilayah terjauh, terdalam, dan terpencil," ujar Kabinda Riau, Brigjen TNI Amino Setya Budi.

Sementara itu, di Sulawesi Utara yang juga memiliki banyak kepulauan terluar di perbatasan, jajaran BIN juga membentuk satuan tugas tersendiri, bersinergi dengan pemerintah daerah setempat.

"Kami mengakselerasi ke seluruh lapisan masyarakat di Sulut, termasuk mereka yang tinggal di wilayah 4T, dengan menargetkan 5.000 dosis per hari," ujar Kabinda Sulawesi Urara, Laksma TNI Adriansyah.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement