Ahad 06 Mar 2022 18:21 WIB

Pengamat: Pemilih yang Antipemerintah tidak Otomatis Pilih Anies Baswedan

Anies dinilai tidak bisa manfaatkan kelompok yang kontra terhadap pemerintahan Jokowi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi calon presiden potensial tapi dianggap tidak bisa memanfaatkan kelompok anti pemerintah Jokowi.
Foto: Dok Satgas Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi calon presiden potensial tapi dianggap tidak bisa memanfaatkan kelompok anti pemerintah Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno,  menilai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai satu-satunya calon presiden (capres) potensial yang berada di luar lingkar kekuasaan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.

Namun Anies dianggap tidak bisa memanfaatkan kelompok yang kontra terhadap pemerintah lantaran kelompok-kelompok tersebut tidak serta merta memilih Anies.

Baca Juga

"Artinya kalau ada presentase masyarakat yang kecewa terhadap pemerintah, oposan sikap politiknya, otomatis dukung Anies karena dari 10 nama ini orangnya Istana semua, all Jokowi's men. Hanya menyisakan Anies Baswedan. Problemnya orang yang oposan, kritis, orang yang tidak puas terhadap pemerintah tidak mampu dikonversi total oleh Anies," kata Adi dalam diskusi rilis survei terbaru Parameter Politik Indonesia, Ahad (6/3).

Dia mencontohkan elektabilitas Anies cenderung kecil jika dalam survei diikutkan variabel lain yang juga di luar lingkar kekuasaan seperti Ustaz Abdul Somad dan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Namun ketika dua nama tersebut tidak dimasukan dalam variabel survei, maka perolehan suara Anies mengalami kenaikan.

"Artinya pemilih kritis yang selama ini ada, tidak semua ke Anies. Dia terdistribusi ke tokoh-lain, Abdul Somad, Gatot. Itu artinya orang yang selama ini anti terhadap pemerintah, tidak puas terhadap kinerja Jokowi, tidak otomatis lari ke Anies Baswedan," ujar dia.

Tidak hanya itu, Adi mengatakan suara pemilih Islam yang kecewa terhadap pemerintah Jokowi juga tidak otomatis ke Anies, melainkan terdistribusi ke nama-nama lain seperti Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.

"Jadi sekali pun Prabowo berkoalisi dengan pemerintah, sedikit banyak dimaafkan pemilih Islam yang kritis," tuturnya.

Namun, Adi menambahkan, ketika survei tidak mengikutkan nama Prabowo dan Sandiaga dalam survei, maka kelompok Islam akan terdisitribusi ke Anies semua.

"Kalau ada sosok Islam yang beririsan dengan kelompok-kelompok Islam lain, kelompok-kelompok kritis yang kecewa terhadap pemerintah, saya kira di situ problem Anies apakah bisa mengonversi kekecewaan umat Islam hanya menjadi miliknya atau justru dia akan terdistribusi ke yang lain," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement