Jumat 04 Mar 2022 17:02 WIB

Walhi: Kota Bandar Lampung Masih Rawan Banjir

Seharusnya pemkot lebih selektif menerbitkan izi terkait pembangunan di lingkungan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Ilham Tirta
Walhi Lampung sebut proyek Lampung Living Plaza diduga sebabkan banjir di Rajabasa, Bandar Lampung.
Foto: Walhi Lampung
Walhi Lampung sebut proyek Lampung Living Plaza diduga sebabkan banjir di Rajabasa, Bandar Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung menyatakan, masih banyak lokasi rawan banjir di Kota Bandar Lampung. Hal tersebut terlihat saat hujan turun di sejumlah titik dalam Kota Bandar Lampung banjir langganan banjir.

Direktur Walhi Lampung, Irfan Tri Musri menanggapi klaim Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung yang berhasil mengurangi banjir dalam setahun kepemimpinan Wali Kota Eva Dwiana. Menurut dia, pernyataan wali kota tersebut perlu dipertanyakan kebenarannya, buktinya masih banyak lokasi rawan banjir, terutama saat hujan turun.

Baca Juga

“Hal tersebut terpantau belasan titik banjir di Telukbetung Selatan, Telukbetung Timur, Kedamaian, Rajabasa, Sukarame, Sukabumi, Panjang, dan Bumi Waras,” kata Irfan Tri Musri dalam keterangan persnya, Jumat (4/3/2022).

Ia mengatakan, pernyataan wali kota berhasil kurangi banjir seharusnya dengan data dan upaya yang sudah dilakukan dan juga dengan perbandingan berapa kali dan di berapa titik banjir di tahun 2020 dan 2021. Mengenai banjir di wilayah Kecamatan Rajabasa disebabkan dengan adanya pembangunan Lampung Living Plaza di area tangkapan air. Pemkot baru mau mengajak bicara solusi banjir, padahal hilangnya daerah resapan air karena adanya penimbunan aktivitas pembangunan proyek tersebut.

Walhi menilai pemkot sembarangan menerbitkan izin, dan mempertanyakan bagaimana bisa keluar izin pembangunan jika dalam Analisis Dampak Lingkungan tidak ada solusi atas dampak yang akan ditimbulkan. Seharusnya, pemkot lebih selektif dalam menerbitkan izi terhadap kerusakan lingkungan.

“Pemkot meninjau kembali rencana pembangunan Lampung Living Plaza dan bisa mengembalikan fungsi lahan sesuai dengan awal sebagai daerah resapan air,” kata Irfan.

Ia memaparkan, Pemkot Bandar Lampung dapat menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di kota, karena kondisi ekologis kota sudah sangat prihatin. Menurut dia, lebih dari 80 persen bukit-bukit di Kota Bandar Lampung sudah mengalami alih fungsi.

Pada dialog dengan wartawan, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana mengatakan, setahun memimpin dapat meminimalisir bencana banjir dalam kota dengan berbagai program. "Kita juga ada program unggulan, yakni gerebek sungai ke semua sungai. Alhamdulillah banjir sudah berkurang, tapi kalau genangan air di jalan itu cuma numpang lewat itu sudah biasa. Insya Allah dengan drainase yang kita bikin tidak ada genangan lagi," kata Eva.

Mengenai banjir di Rajabasa, ia mengatakan, segera memanggil pengusaha Lampung Living Plaza untuk mencari solusi dalam mengatasi banjir. Selain itu, tidak ada resapan, gorong-gorong sempit. Pemkot sudah mengeruk sedimen dan memasang jaring besi agar sampah tidak menyumbat saluran air.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement