Jumat 25 Feb 2022 05:19 WIB

Wawalkot dan Ketua DPRD Temukan Pedagang Tempe Tahu Sudah Berjualan

Tempe dan tahu sudah tersedia di Pasar Baru Bogor, dengan ukuran lebih kecil.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim dan Ketua DPRD Atang Trisnanto kompak melakukan inspeksi dadakan (sidak) mengenai ketersediaan tempe dan tahu di Pasar Baru Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/2/2022) siang WIB. Dedie bersama Atang mendatangi pasar sayur di Pasar Baru untuk melihat-lihat toko dan lapak pedagang di dalam gedung lantai bawah pasar itu.

Tepat di bawah tangga, keduanya melihat telah tersedia tempe tahu mulai dijual kembali pedagang, namun sedang tidak dijaga penjualnya. Bergeser ke lapak lain agak ke dalam gedung, nampak lapak tempe tahu di tengah-tengah. Dedie berdialog dengan seorang penjual untuk mendapatkan keterangan soal dagangannya.

Baca Juga

Hasilnya, Dedie mendapati tempe sudah kembali dijual pedagang dengan harga Rp 13.000 setelah sebelumnya menurut tinjauan Dinas Koperasi, UKM Perdagangan dan Perindustrian (DiskopUKMdagin) Kota Bogor sempat naik menjadi Rp 15.000 untuk ukuran lebih kurang satu kilogram. Sementara itu, kini meski harganya kembali Rp 13.000 kepada Dedie, pedagang menyampaikan ukurannya menjadi sedikit mengecil.

"Jadi ada, ini ada dijual. Hanya ukurannya mengecil, ini mekanisme pasar. Jadi tolong media beritakan yang tidak membuat resah," ujarnya kepada wartawan di lokasi, Kamis.

 

Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto yang mendampingi Dedie berkeliling di Pasar Baru Bogor menyampaikan, ia sebelumnya sudah bertanya kepada pedagang mengenai ketersediaan stok tempe tahu. Hasil dialog tersebut, menurut Atang, kondisi harga kedelai yang mengalami kenaikan memang akan berdampak pada kesejahteraan perajin tempe tahu. Sehingga mereka memutuskan mengecilkan ukuran produknya agar tetap laku dijual.

Hal itu karena ada penurunan produksi kacang kedelai di Amerika Serikat, yang menyebabkan kenaikan harga bahan pokok tempe tersebut. Atang menyarankan agar pemerintah membuka komunikasi dengan negara importir lain seperti Brasil dan Argentina. "Harusnya ini bisa diantisipasi. Tata niaga itu gampang kok, jika produksi akan melimpah, jika tidak produksi akan menurun," kata Atang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement