Senin 21 Feb 2022 19:38 WIB

Menkes: Perkuat Interkoneksi Data dengan BPJS Kesehatan Bagi Pasien Covid-19 Komorbid

Pasien dengan komorbid diabetes menjadi penyumbang terbanyak angka kematian Covid-19

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan mempersiapkan sejumlah alat medis di ruangan ICU Khusus COVID-19 di RSUD dr Pirngadi Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (3/9/2021). Ruangan ICU tersebut merupakan bantuan dari Kementerian PUPR dan Kementerian Kesehatan yang diperuntukkan untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat dan difasilitasi 20 tempat tidur, fasilitas cuci darah bagi pasien dengan komorbid penyakit ginjal.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Petugas kesehatan mempersiapkan sejumlah alat medis di ruangan ICU Khusus COVID-19 di RSUD dr Pirngadi Medan, Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (3/9/2021). Ruangan ICU tersebut merupakan bantuan dari Kementerian PUPR dan Kementerian Kesehatan yang diperuntukkan untuk merawat pasien COVID-19 dengan gejala berat dan difasilitasi 20 tempat tidur, fasilitas cuci darah bagi pasien dengan komorbid penyakit ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini pemerintah terus memperkuat interkoneksi data dengan BPJS Kesehatan. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi lebih dini pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang memiliki komorbid sehingga bisa mendapatkan penanganan lebih cepat.

"Kami sudah melakukan kerjasama dengan BPJS agar semua yang komorbid bisa kami identifikasi lebih dini, jadi walau kasusnya ringan tapi bisa segera langsung masuk karpet merah di rumah sakit kita," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/2/2022).

Baca Juga

Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkap pasien dengan komorbid diabetes menjadi penyumbang terbanyak angka kematian Covid-19. Pihaknya meminta agar penderita diabetes dan terpapar Covid-19 agar segera mendatangi rumah sakit.

"Berdasarkan data yang kami himpun hingga hari ini, dari 2484 pasien meninggal, 73 persen diantaranya belum melakukan vaksinasi dosis lengkap, 53 persen Lansia dan 46 persen memiliki penyakit penyerta atau komorbid," kata Luhut .

Luhut berkata dari 46 persen kematian Covid-19 yang disumbang komorbid, rata-rata adalah penderita diabetes melitus."Pasien komorbid tersebut rata-rata meninggal 5 hari sejak masuk ke dalam rumah sakit. Di mana komorbid terbanyak ialah diabetes melitus," ujarnya.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Luhut mengungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberi arahan untuk melakukan langkah-langkah mitigasi. "Pemerintah akan menekan angka kematian dengan memberikan respons perawatan lebih cepat kepada kelompok yang memiliki komorbid," tutur Luhut.

Ia pun menjabarkan telah melakukan pertemuan dengan para pakar kesehatan dan pihak rumah sakit. Nantinya akan dibangun interkoneksi atau keterhubungan data antara BPJS Kesehatan yang memiliki data komorbid pasien dengan data penambahan kasus di sistem NAR Kementerian Kesehatan.

"Sehingga jika ada penambahan kasus langsung terdeteksi apakah pasien tersebut komorbid atau tidak. Respons tindakan bisa dilakukan lebih cepat lagi dan akan banyak hindari kemungkinan kematian," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement