Jumat 18 Feb 2022 01:52 WIB

Prof Zubairi: Jangan Buru-Buru Sebut Indonesia Sudah Lewati Puncak Omicron

Menurut Zubairi, publik bisa mispersepsi atas pernyataan pemerintah.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Andri Saubani
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.
Foto: Dok pribadi
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menanggapi terkait pernyataan pemerintah bahwa, Indonesia sudah melewati puncak dari lonjakan kasus virus Covid-19 varian Omicron. Menurutnya, pemerintah jangan terburu-buru menyampaikan hal itu kepada masyarakat.

"Betul rumah sakit tidak kewalahan. Tapi jangan buru-buru nyatakan kita sudah di puncak gelombang dan menuju turun. Nanti, publik bisa mispersepsi," katanya dalam cuitan di akun Twitter miliknya, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan penambahan kasus yang terjadi pada kemarin (16/2/2022) bahkan sudah tembus 64.718 kasus dan 167 yang meninggal. Jumlah kasus itu membuat rekor harian kembali pecah.

Ia menambahkan, berdasarkan data Worldometers kasus Covid-19 satu minggu terakhir di Indonesia cukup tinggi yaitu 321.235 kasus. Bahkan negara Indonesia menyalip India dengan menempati peringkat 12.

"Ini menjadi pengingat yang jelas bahwa bukan waktunya untuk lengah dan membiarkan Covid-19 kembali merajalela," kata dia.

Sebelumnya diketahui, Pemerintah optimis bahwa Indonesia kini telah memasuki periode puncak gelombang ketiga penyebaran Covid-19. Sejauh ini, data dan tren memang mengarah menuju kesana.

Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (14/2/2022) menyebutkan tren penambahan kasus virus corona (Covid-19) di Jakarta mulai melewati puncak gelombang ketiga Covid-19.

"Berita positif, tren kasus di Jakarta, menunjukkan data mulai lewati puncaknya, baik kasus harian, kasus aktif, maupun rawat inap mulai turun," kata dia, dalam konferensi pers mengenai hasil Rapat Terbatas PPKM, Senin (14/2/2022).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement