REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus harian Covid-19 di Indonesia terus melonjak, pada Rabu (16/2/2022) kasus konfirmasi sebanyak 64.718. Sehingga, total saat ini sudah ada 4.966.046 kasus Covid-19 di Tanah Air.
Penambahan sebesar 64.718 kasus baru Covid-19 menjadi rekor baru setelah pada Selasa (15/2/2022) juga tercetak rekor tertinggi selama pandemi di angka 57.049. Rekor sebelumnya tercatat pada 15 Juli 2021 saat puncak penularan varian Delta dengan 56.757 kasus per hari.
Lonjakan juga terjadi pada kasus kematian Covid-19 yang bertambah 167 dalam 24 jam terakhir kemarin. Sehingga total kasus kini mencapai 145.622.
Adapun dari jumlah kasus positif itu, sebanyak 4.375.234 di antaranya telah pulih. Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona bertambah 25.386 dari hari sebelumnya.
Jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 566.050. Kasus aktif kini menjadi 445.190 usai bertambah 39.165 dari hari sebelumnya. Kasus aktif adalah jumlah orang yang positif Covid-19 dan masih menjalani isolasi atau perawatan di rumah sakit.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, ada kemungkinan adanya keterlambatan laporan yang masuk. Nadia mengingatkan masyarakat tetap harus waspada.
"Tingkat puncak kasus itu tergantung dengan deteksi, kemudian prokes kita," ujar Nadia, Rabu (16/2/2022).
"Kita lihat pola DKI, ada tambahan data belum dientri, jadi data sabtu minggu lalu, angka masih sangat fluktuatif," sambung Nadia.
Kemudian perihal data kematian yang melonjak pun sebagian besar adalah pasien dengan risiko tinggi yang memiliki komorbid dan lansia. Oleh karenanya, vaksinasi sangat diperlukan untuk mengurangi risiko angka kematian.
Nadia menambahkan, sejauh ini tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit untuk pasien masih memadai. Belum ada daerah dengan tempat tidur dan perawatan intensifnya di angka 60 persen di Indonesia.
DKI Jakarta sejauh ini, dari 15.313 tempat tidur isolasi yang disediakan baru terisi 54,9 persen. Begitu juga dengan tempat tidur ICU yang tersedia 921, baru terisi 44,1 persen.
Berbeda halnya dengan kondisi Delta, dimana DKI Jakarta merawat pasien Covid-19 sebanyak 18.824 di masa puncak gelombang Delta.
“Perlu kami imbau dengan tegas kembali pasien dengan tanpa gejala (OTG) dan gejala ringan hendaknya dirawat secara isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isoter) yang disediakan pemerintah. Mari kita bantu saudara-saudara kita yang lebih membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit karena memiliki gejala sedang, berat, kritis, dan memiliki komorbid,” ujar Nadia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, episentrum Covid-19 saat ini bergeser ke Jawa Barat. Sejumlah daerah saat ini pun telah dinaikkan level PPKM akibat kenaikan kasus konfirmasi positif Covid-19.
Airlangga juga mengingatkan, dalam dua hingga tiga minggu ke depan, episentrum Covid-19 dapat bergeser hingga daerah di luar Jawa.
“Beberapa daerah sudah dikenakan level PPKM, terutama sekarang di episentrumnya di Jakarta, kemudian bergeser ke Jawa Barat. Dan tentu dalam 2-3 minggu ke depan bisa ke luar Jawa,” kata Airlangga saat konferensi pers usai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Rabu (16/2).
Airlangga pun meminta masyarakat agar terus meningkatkan kewaspadaannya dan menjaga agar penularan kasus tak terus mengalami peningkatan. Menurutnya, yang membedakan dari lonjakan varian Omicron dengan gelombang Delta, yakni angka keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit untuk pasien Covid-19 yang saat ini masih di angka 33,41 persen.
“Jadi ini membedakan dengan kasus Delta yang lalu,” tambah dia.
Ia pun memastikan, pemerintah telah mendorong peningkatan layanan telemedisin dan juga ketersediaan obat bagi pasien Covid-19. Pasien positif yang tanpa gejala atau mengalami gejala ringan diminta agar melakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat.
Sasaran layanan telemedisin isolasi mandiri pun diperluas, dari yang sebelumnya hanya digunakan untuk pasien yang hasil tes PCR positif. Kini, layanan konsultasi dokter dan pengiriman paket obat gratis digunakan pasien dengan hasil pemeriksaan RDT Antigen positif Covid-19.
“Kami menambahkan fitur lain di layanan telemedisin, mulai nanti sore (16/2) kita juga akan mengcover pasien yang melakukan tes lab antigen yang positif,” kata Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan, Setiaji di Jakarta pada Rabu.
Untuk mendapatkan layanan ini, pasien harus melakukan pemeriksaan RDT-Antigen di faskes atau laboratorium yang terafiliasi dengan sistem NAR Kemenkes. Jika hasil RDT- Antigen positif, faskes dan lab pemeriksa harus menginput hasilnya ke NAR Antigen Kemenkes. Selanjutnya, pasien otomatis akan mendapatkan WA Konfirmasi. Namun, apabila tidak mendapatkan WA, pasien bisa cek NIK secara manual di https://isoman.kemkes.go.id/
WA konfirmasi tersebut bisa digunakan untuk konsultasi dokter dan menebus pake obat gratis. Obat disediakan Kimia Farma dan dikirimkan oleh SiCepat.
“Saat ini kita sudah mempercepat layanan ini, sehingga maksimal 24 jam sudah sampai di rumah pasien yang melakukan isoman,” ujarnya.
Selain penambahan fitur, Kementerian kesehatan juga akan memperluas layanan telemedisin bagi pasien isolasi mandiri ke Luar Pulau Jawa-Bali yakni Medan, Palembang, Balikpapan, Banjarmasin, Manado dan Makassar. Sebagai informasi, layanan telemedisin hadir untuk mempermudah pasien isoman mendapatkan layanan kesehatan dan akses obat-obatan dengan risiko kesehatan yang minim. Saat ini total ada 17 platform yang menyediakan layanan telemedisin.