REPUBLIKA.CO.ID, BANJAR -- Kabar duka wafatnya Allimul Allamah Al Arif Billah Tuan Guru Syekh KH Abdul Muin di Dalam Pagar Martapura Timur Kabupaten Banjar, Senin (14/2/2022), menyebar cepat ke berbagai penjuru banua. Umat Islam di Kalimantan Selatan kembali berduka setelah kehilangan salah satu ulama sepuh yang disebut pasaknya (pengunci, pemersatu dan pondasi) Kalimantan Selatan di bidang syiar agama Islam.
Ribuan jamaah sejak kemarin sore memadati Kampung Dalam Pagar tepatnya di rumah Tuan Guru Muin untuk bertakziah. Terlihat dari para jamaah, Selasa (15/2/2022) pagi sekitar pukul 10.00, giliran Gubernur Kalsel melayat atau takziyah ke rumah Tuan Guru Muin.
Paman Birin melayat ke rumah duka menggunakan baju putih langsung disambut keluarga almarhum. Paman Birin diberikan kesempatan melihat langsung jenazah Tuan Guru Muin yang sudah dimandikan dan dikain kafani.
Setelah membacakan Yaasin dan doa, Paman Birin mencium kening almarhum sebagai peghormatan kepada ulama. Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor mengungkapkan duka mendalam atas wafatnya Guru KH Muin.
"Atas nama masyarakat Kalsel, saya turut mengucapkan duka mendalam atas wafatnya Tuan Guru Muin. Beliau adalah ulama yang istiqamah dan sangat berjasa bagi syiar Islami serta Pasaknya Banua," ucap Paman Birin penuh haru.
Tuan Guru KH Abdul Muin adalah mertua dari Tuan Guru KH Wildan Salman. Beliau adalah sesepuh atau tatuha ulama Martapura yang tinggal di Desa Dalam Pagar.
Tuan Guru Muin juga punya garis keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan. Beliau juga, salah satu murid kesayangan dari Tuan Guru H. Samman Mulya, paman dari Guru Sekumpul.
Beliau ulama besar dan punya kedalaman penglihatan batin, tapi tidak suka publikasi dan popularitas. Tuan Guru Muin dalam kehidupan sehari-hari juga dikenal sebagai ulama yang zuhud dan tawadhu. Jenazah Tuan Guru Muin dimakamkan di alkah keluarga di Dalam Pagar, Martapura Timur Kabupaten Banjar pada hari ini Selasa (15/2/2022) siang.