Senin 14 Feb 2022 18:55 WIB

Epidemiolog: Terlalu Cepat Simpulkan Jakarta Telah Lewati Puncak Gelombang Ketiga

Cakupan testing-tracing saat ini jauh lebih menantang sulitnya dari gelombang Delta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Andri Saubani
Warga berwisata di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (12/2/2022). Pemeritah pusat menyebut DKI Jakarta saat ini telah melewat puncak gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang didominasi varian Omicron.
Foto: Antara/Reno Esnir
Warga berwisata di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Sabtu (12/2/2022). Pemeritah pusat menyebut DKI Jakarta saat ini telah melewat puncak gelombang ketiga infeksi Covid-19 yang didominasi varian Omicron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan DKI Jakarta sudah sampai puncak gelombang ketiga infeksi mengingat cakupan testing dan tracing saat ini jauh lebih menantang sulitnya dari gelombang delta. Alasannya, mayoritas pasien omicron tidak bergejala.

"Selain itu, tren kasus di kelompok berisiko cenderung masih ada potensi meningkat. Memang ada kecenderungan gelombang omicron ini membuat ada beda puncak di antara berbagai daerah meski satu pulau," kata Dicky dalam pesan singkatnya, Senin (14/2/2022).

Baca Juga

Fenomena ini terjadi juga di berbagai negara. Terkait angka kematian sebagai indikator telat atau lagging indicator memang akan timbul terlambat dan cenderung baru mulai terlihat 4 minggu pascakasus pertama terdeteksi.

"Dan ini bisa bertahan 2 atau 3 minggu pascapuncak terlewati," ujarnya.

Ia menekankan, keberhasilan pengendalian pandemi ditentukan oleh kecepatan, ketepatan dan kekuatan respons sejak awal yang dilaksanakan dengan konsisten. Menurut dia, sebagus apa pun strategi pengendalian pandemi akan gagal jika minim dukungan dalam pelaksanaan.

"PPKM level 3 masih tetap harus dipertahankan karena penting sebagai payung penguatan respons 3T 5M vaksinasi, juga agar semua pihak waspada. Selain itu, potensi periode puncak yang dapat membebani faskes belum bisa kita abaikan," kata Dicky.

Pada hari ini, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meyakini, kasus harian Covid-19 di DKI akan segera melandai. Meski begitu, masyarakat diminta tak perlu khawatir.

"DKI kemungkinan besar kami mengamati bahwa minggu ini akan sampai puncaknya dan akan mulai bergerak turun dan rumah sakitnya berhenti di level 40-50 persen dibandingkan dengan puncak delta," kata Budi dalam konferensi pers secara daring (14/2/2022).

Penyebab akan melandainya kasus lantaran jumlah keterisian tempat tidur di enam provinsi tersebut hanya berkisar 30 persen jika dibandingkan saat puncak varian delta. Setelah enam provinsi tersebut mencapai puncak kasus, barulah nanti dan akan bergeser ke provinsi-provinsi, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan di luar Jawa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement