Jumat 11 Feb 2022 06:24 WIB

Insiden Wadas, PBNU Siap Dampingi Rakyat dan Membantu Pemerintah

Muktamar ke-34 NU memutuskan, haram hukumnya merampas tanah rakyat atas nama negara.

Rep: Febrianto Adi Saputro, Wahyu Suryana/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan keterangan pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (12/1/2022).
Foto:

Wasekjen DPP PKB itu mengimbau seluruh kegiatan yang berkaitan dengan rencana penambangan batu andesit sebaiknya dihentikan sementara. Hal itu perlu dilakukan agar warga di sana dapat kembali hidup dan beribadah dengan tenang.

Sementara, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo sudah mengunjungi warga Desa Wadas pada Rabu (9/2/2022). Sayangnya, Ganjar disebut hanya menemui warga yang sudah menyetujui pengukuran lahan.

Sejumlah warga yang menolak adanya penambangan justru tak ditemui Gubernur Jateng. Padahal, sebelumnya, ia mengeklaim sudah membuka ruang dialog baik dengan warga yang menyetujui maupun yang tidak menyetujui pengukuran lahan.

Berdasarkan pantauan langsung Republika.co.id di Desa Wadas pada Rabu (9/2/2022), sejumlah warga yang menolak pengukuran tampak lesu lantaran tidak ditemui Ganjar. Mereka tidak bisa menyampaikan keluh kesah selama ini. Meski begitu, sebagian besar memilih melanjutkan aktivitas atau kembali ke rumah.

"Berarti ketemunya yang setuju saja ya," sahut salah seorang ibu rumah tangga yang sedang memotong bambu apus di depan teras bersama ibu-ibu lain.

Sebagai informasi, ibu-ibu di Desa Wadas sendiri memang terbiasa membawa pisau-pisau kecil untuk memotong bambu apus sebagai bahan pembuatan besek. Mereka biasanya berkumpul di teras salah seorang warga untuk mengerjakan itu bersama-sama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement