Kamis 10 Feb 2022 18:48 WIB

Situs Srigading Mulai Diekskavasi, Candi Diduga Dibangun Masa Mataram Kuno

Tim BPCB Jatim menduga candi Srigading berkaitan dengan prasasti Linggasutan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Agus raharjo
Anggota tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan melakukan eskavasi pada situs Srigading di Lawang, Malang, Jawa Timur, Kamis (10/2/2022). Situs tersebut diduga adalah sebuah candi peninggalan kerajaan Medang pada tahun 929 Masehi di era pemerintahan Mpu Sindok karena dari penggalian ditemukan Yoni, potongan relief serta struktur bangunan kuno.
Foto:

Namun berdasarkan ciri-ciri arca yang ditemukan, candi di Srigading ini mempunyai gaya Mataram Kuno. Hal ini sesuai dengan isi prasasti Linggasutan yang ditulis pada 929 masehi atau era Mpu Sendok.

Serupa dengan gaya relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan, ukuran bata di Situs Srigading juga cukup besar. Bata setidaknya mempunyai panjang 15 sentimeter, lebar 22 sentimeter dan tebal sekitar 10 sampai 11 sentimeter. BPCM Jatim mengidentifikasikan bata ini berasal dari masa pra-Majapahit atau Mataram Kuno.

Jika dilihat letak arah bangunan, candi ini berada di tengah-tengah empat gunung yang dianggap suci. Keempat gunung tersebut, yakni Gujung Arjuno, Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Kawu. Menurut Wicak, orientasi letak bangunan candi ini sangat mengikuti arah gunung suci di sekitarnya.

Jika indikasinya memang ada tangga di bagian sisi barat, candi ini kemungkinan menghadap ke Gunung Arjuna dan membelakangi Gunung Semeru. Jika demikian, maka ini agak cocok dengan isi prasasti Linggasutan. Candi ini ditunjukkan untuk menjadi tempat pemujaan bagi Bhatara i Walandit atau suatu tokoh yang disebut Walandit.

Walandit sendiri merupakan kisah yang sangat menarik dalam dunia sejarah. Sejarah Malang banyak menyebutkan nama tersebut di sejumlah peninggalan sejarah. Bahkan, Suku Tengger menyebut bahwa mereka sebenarnya asli suku Walandit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement