Kamis 10 Feb 2022 00:16 WIB

Mahfud Minta Masyarakat tak Buat Video Framing Situasi Mencekam di Wadas

Mahfud menegaskan bahwa polisi tidak mengangkut paksa warga dari rumahnya

Rep: Flori Sidebang/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta  masyarakat agar tidak membingkai atau membuat video situasi mencekam terkait kehadiran aparat keamanan di Desa Wadas saat mengawal pengukuran lahan penambangan batu andesit untuk keperluan pembangunan Bendungan Bener. Hal itu menyusul beredarnya berbagai video serta narasi mengenai kondisi di Desa Wadas melalui media sosial.

Mahfud pun mengingatkan kepada orang-orang yang membingkai situasi itu bahwa pihak kepolisian, Badan Intelijen Negara (BIN), dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI mampu memeriksa keaslian video-video tersebut. "Kepada yang suka mem-framing, membuat video-video seperti drama itu, saya kira supaya menyadari bahwa Polri, BIN, dan BAIS punya alat untuk tahu bahwa itu semua adalah framing buatan," kata Mahfud dalam konferensi pers, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Mahfud pun mengeklaim, polisi tidak mengangkut paksa warga dari rumahnya seperti yang tersebar di media sosial. Ia menjelaskan, hal ini terjadi karena ada orang yang lari ke rumah warga saat hendak diamankan aparat. "Ada orang ribut di lapangan, ketika mau diamankan agar tidak ribut, lari ke rumah penduduk, ya diangkut dari rumah penduduk. Itu bukan dipaksa pergi dari rumahnya, tapi diangkut karena dia lari ke rumah penduduk," jelas dia.

"Silakan dicek karena sekarang ini banyak sekali di medsos yang s eakan-akan ada orang diangkut dari rumahnya. Itu sudah kita cek semua, tidak ada," tambahnya.

Ia mengakui bahwa memang sempat terjadi gesekan antara warga yang menolak dan mendukung aktivitas tambang batu andesit di wilayah itu. Namun, dia memastikan, tidak ada kekerasan yang dilakukan kepolisian terhadap warga.

"Bahwa di dalam kerumunan seperti itu mungkin saja terpaksa ada tindakan-tindakan yang agak tegas, itu mungkin tidak bisa dihindarkan. Tapi tidak ada satupun letusan senjata, tidak ada satupun orang menjadi korban. Silakan cek ke kantor polisi, cek ke Desa Wadas, cek ke rumah sakit, silakan," tutur dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement