Rabu 09 Feb 2022 10:37 WIB

WALHI Kutuk Polisi yang Tangkap Warga Ingin Sholat di Desa Wadas

Personel kepolisian mengepung Desa Wadas dengan tameng, senjata, dan anjing polisi

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Andi Nur Aminah
Kekerasan oleh polisi, ilustrasi
Foto: RawStory
Kekerasan oleh polisi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LSM Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) mengutuk keras aksi ribuan aparat kepolisian yang merangsek masuk ke Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo tanpa pemberitahuan. Ribuan personel Kepolisian tersebut bahkan datang dengan membawa peralatan lengkap seperti tameng, senjata, dan anjing polisi. 

"Dalihnya, Kepolisian mengawal proses pengukuran lahan yang dilakukan oleh tim pengukuran dari Kantor Pertanahan Purworejo. Aksi Kepolisian di lokasi dibarengi dengan intimidasi dan pengepungan di beberapa titik lokasi rumah warga dan masjid yang sedang digunakan untuk mujahadah," kata Direktur Eksekutif WALHI Yogyakarta, Halik Sandera, dalam keterangan pers yang dikutip Republika.co.id, Rabu (9/2/2022). 

Baca Juga

Halik mengamati ribuan personel Kepolisian memang sudah berkumpul dan melakukan apel di Polres Purworejo sejak Senin (7/2/2022). Lalu pada Senin sore, ribuan personel tersebut mendirikan beberapa tenda di Lapangan Kaliboto yang lokasinya tak jauh dari pintu masuk ke Desa Wadas. Pada Senin malam, hanya Desa Wadas yang mengalami mati lampu dan hilang sinyal. 

"Ada indikasi kesengajaan dalam mematikan listrik dan membuat down sinyal di Desa Wadas. Karena hanya terjadi di satu lokasi, tidak di Desa sekitar yang lain," ujar Halik.

Pada Selasa (8/2/2022), Halik menyebut Polisi telah membawa paksa salah satu pengurus organisasi Gempa Dewa. Ia mengungkapkan aparat terus melakukan intimidasi termasuk menyita seluruh pisau yang sedang digunakan untuk aktivitas membuat besek dan memasak oleh ibu-ibu. 

"Warga yang hendak sholat ke masjid pun ditangkap. Ibu-ibu yang sedang menggendong anaknya di halaman rumah dibentaki. Sampai saat ini masih terus berkembang informasi beberapa warga terus ditangkapi," ucap Halik. 

Berkaitan dengan kejadian ini, Halik, mendesak atensi dari Kapolri. Ia menagih komitmen Kepolisian untuk lebih bersikap humanis dalam menghadapi rakyat.

"Tindakan sewenang-wenang Kepolisian terhadap warga Desa Wadas sama sekali tidak menunjukkan komitmen terhadap semangat perlindungan Hak Asasi Manusia dan sikap humanis dari Kepolisian," ujar Halik.  

Baca juga : Pengerahan Aparat di Desa Wadas, Polda: Permintaan BPN Terkait Atensi Presiden

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement