Senin 07 Feb 2022 13:40 WIB

Kasus di Jawa Meningkat, Presiden Minta Antisipasi Kesiapan Luar Jawa

Airlangga mengatakan, kasus Covid-19 di luar Jawa juga mulai mengalami peningkatan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Dok Kemenko Perekonomian
Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kesiapan daerah di luar Jawa untuk mengantisipasi transmisi kasus Covid-19 menyusul peningkatan Covid-19 di Jawa. Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Koordinator PPKM Luar Jawa-Bali mengatakan, arahan itu disampaikan Presiden Jokowi pada Rapat PPKM, Senin (7/2/2022) hari ini.

"Arahan bapak presiden di luar Jawa kita harus dipersiapkan untuk terkait dengan kasus-kasus Omicron yang punya potensial untuk masuk di luar Jawa," ujar Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Senin.

Baca Juga

Airlangga mengatakan, kasus Covid-19 di luar Jawa mengalami peningkatan beberapa waktu terakhir. Namun, angka kenaikan ini masih jauh dibandingkan peningkatan kasus di Jawa Bali.

Ia mengatakan, kasus konfirmasi harian di luar Jawa masih 6,7 persen atau totalnya 2.405, kasus kematian tiga dan secara keseluruhan kasus aktif 13.424 atau 7 persen. Namun, tren peningkatan ini harus tetap diperhatikan agar tidak semakin melonjak.

 

Karena itu, Presiden Jokowi menekankan kesiapan di antaranya dengan mengejar jumlah vaksinasi dosis pertama, kedua, dan ketiga atau booster di Jawa Bali. Sebab, hanya beberapa daerah dengan vaksinasi dosis kedua di atas 70 persen, yakni Kepulauan Riau 85,6 persen dan Kalimantan Timur 71,2 persen.

"Karena itu, dosis kedua menjadi penting dan terutama untuk kelompok lansia dan komorbid dan selanjutnya tentu vaksinasi ketiga perlu diakselerasi agar tidak terjadi akibat daripada Omicron yang berpindah dari Jawa ke luar Jawa," katanya.

Selain itu, Airlangga menyinggung pentingnya kapasitas respon jika terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Bali. Menurutnya, untuk orang terkonfirmasi Covid-19 dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) didorong untuk berada di isolasi terpusat atau isolasi mandiri jika memenuhi persyaratan.

Begitu juga, kesiapan terhadap manajemen terutama untuk telemedicine dan ketersediaan obat-obatan di daerah juga perlu disiapkan. "Sambil mengakselerasi vaksinasi dan tentu juga peningkatan protokol kesehatan, untuk penggunaan masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dan tentu berbagai kegiatan ini akan disesuaikan dengan situasi di daerah masing-masing," kata Airlangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement