Ahad 06 Feb 2022 20:47 WIB

Status Gunung Anak Krakatau Waspada Level II

Masyarakat pesisir tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang menyesatkan.

Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terlihat dari pinggir pantai di Desa Pasauran, Serang, Banten, Sabtu (11/4/2020). Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Jumat (10/4) pukul 21.58 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 200 meter dengan status Waspada (level II).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Abu vulkanik Gunung Anak Krakatau terlihat dari pinggir pantai di Desa Pasauran, Serang, Banten, Sabtu (11/4/2020). Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi pada Jumat (10/4) pukul 21.58 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 200 meter dengan status Waspada (level II).

REPUBLIKA.CO.ID,ANYER -- Status Gunung Anak Krakatau ( GAK) di Perairan Selat Sunda, Provinsi Banten waspada Level II dengan ketinggian asap 1.500 meter.

"Kami minta warga pesisir pantai Anyer dan Carita tetap waspada, " kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau ( GAK) di Pasauran Anyer Banten, Deni Mardiono, Ahad (6/2/2022).

Baca Juga

Penetapan waspada Level II itu baik wisatawan, nelayan maupun pelaku pelayaran tidak boleh mendekati pusat kawah gunung karena cukup membahayakan keselamatan jiwa. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung merekomendasikan radius dua meter dari kawasan gunung tersebut.

Aktivitas kegempaan GAK sepanjang Ahad (6/2) berdasarkan hasil rekaman seismograf dengan letusan tujuh kali, hembusan berkisar antara 25 sampai 50 meter juga amplitudo 0,5 - 42 mm, delapan kali vulkanik dangkal dan tujuh kali hembusan. Karena itu, pihaknya meminta wisatawan, nelayan maupun pelaku pelayaran tidak mendekati pusat kawah gunung karena cukup berbahaya.

"Kami sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu kepada pemerintah daerah, " katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini letusan erupsi GAK tidak mengeluarkan lava pijar juga suara dentuman. Saat ini, aktivitas kegempaan vulkanik yang memicu letusan erupsi GAK , karena siklus periode empat tahunan.

Sebab, kata dia, letusan erupsi GAK terakhir pada tahun 2018 lalu. Dengan demikian, kata dia, aktivitas kegempaan vulkanik GAK harus waspadai dengan mengikuti anjuran yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat juga melakukan pemantauan GAK.

Selain itu masyarakat pesisir tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang menyesatkan dan hoaks. "Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang menyusul terjadi erupsi GAK, " katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement