REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK--Dalam sepekan ini ramai dibicarakan di sejumlah media sosok pemuda bernama Ainun Najib. Ia merupakan ahli teknologi informasi yang kini bekerja di salah satu perusahaan besar di Singapura.
Ainun, sapaan akrabnya, merupakan pria kelahiran Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, pada 1985. Pria itu disebut khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Balikpapan, Kalimantan Timur, beberapa waktu lalu.
Jokowi meminta PBNU dan para kiai untuk membawa pulang Ainun agar bisa berkontribusi dalam upaya transformasi digital di dalam negeri, utamanya di dalam kepengurusan NU. Ayah Ainun, H Abdul Rozaq, mengaku bangga anaknya menjadi pembicaraan kepala negara karena prestasinya.
Ia bercerita, sejak kecil Ainun memang gemar membaca buku untuk mendapat pengetahuan baru. Ainun juga terbiasa tirakat atau upaya spiritual mengendalikan diri untuk mencapai sesuatu. Tirakat yang dijalankan adalah puasa Daud atau puasa yang dijalankan Nabi Daud. Yakni satu hari puasa dan satu hari tidak, kemudian rutin menjalankan shalat Tahajud.
Menurut Sang Ayah, anaknya juga memiliki kemauan tinggi terhadap keilmuan, terlihat saat berada di kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah (MI) Islamiyah Ganggang Balongpanggang. Yakni, memiliki rasa penasaran dan rasa ingin tahu yang tinggi. Ainun belajar langsung ilmu agama dari sang ayah yang juga tokoh agama di Desa Klotok, Kecamatan Balongpanggang.
Sejak dini, Ainun juga ditempa sejumlah ilmu pengetahuan. Setelah lulus dari MI, kata Rozaq, Ainun meneruskan pendidikan formal di SMPN 1 Balongpanggang, dan melanjutkan ke SMAN 5 Surabaya, Jawa Timur. Di SMAN 5 Surabaya, Ainun mampu menorehkan prestasi di bidang teknologi dan informasi (TI).
Yakni, menjadi anggota tim Indonesia dalam Olimpiade Matematika Asia Pasifik 2003, dan meraih honorable mention. Lulus dari SMA, dia melanjutkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Nanyang (NTU), Singapura, dengan jurusan computer engineering. Di Singapura, Ainun Najib bergabung mewakili NTU dalam perlombaan pemprograman ACM ICPC tahun 2006-2007 bersama dua mahasiswa Indonesia lainnya.