Jumat 04 Feb 2022 15:16 WIB

Kasus Aktif Covid-19 Banyumas Tertinggi di Jawa Tengah

Bupati Banyumas minta vaksinasi khususnya untuk lansia bisa dipercepat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas menyuntikan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SMA N 2 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (16/9/2021). Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, melakukan vaksinasi terhadap pelajar, santri dan masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jateng, sebanyak 9000 dosis untuk tahap pertama.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas menyuntikan vaksin COVID-19 kepada pelajar di SMA N 2 Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (16/9/2021). Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, melakukan vaksinasi terhadap pelajar, santri dan masyarakat di Kabupaten Banyumas, Jateng, sebanyak 9000 dosis untuk tahap pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kasus covid-19 di Kabupaten Banyumas terus meningkat beberapa hari terakhir, bahkan menjadi peringkat tertinggi kasus aktif di Jawa Tengah.

Data per Rabu (2/2) menunjukkan kasus Covid aktif mencapai 280 orang. Pada Januari 2022 terdapat 188 kasus aktif, Selasa (1/2) 29 kasus aktif, dan Rabu (2/2) sebanyak 63 kasus aktif. "Kita tertinggi di Jateng," ujar Bupati Banyumas Achmad Husein, Jumat (4/2/2022).

Baca Juga

Berdasarkan data Dinas Kesehatan, lonjakan kasus baru mulai terlihat sejak 26 Januari 2022 lalu, dengan peningkatan 10 hingga 45 orang sehari. Sebelumnya rata-rata per hari hanya sekitar 1 hingga 5 kasus.

Untuk itu, Bupati meminta agar vaksinasi Covid-19, khususnya untuk warga lansia yang lebih rentan, agar dipercepat. Saat ini vaksinasi lansia baru mencapai sekitar 74,83 persen.

Sementara itu, saat ini sebanyak sembilan kasus probable Omicron telah terdeteksi di Kabupaten Banyumas. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kabupaten Banyumas dr. Arif Sugiono mengatakan hal ini berdasarkan pemeriksaan S Genom Target Failure (SGTF) di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta. Sedangkan whole genom sequencing (WGS) belum ada hasilnya.

"WGS belum ada hasil, tapi yang sudah ada hasil SGTF. Dari 10 sampel 9 yang probable omicron," ujar dr. Arif.

SGTF (S Genom Target Failure) merupakan metode pemeriksaan PCR yang secara spesifik digunakan untuk mendeteksi kemungkinan munculnya (probable) varian Omicron. Jika dalam sampel PCR S-gen tidak terdeteksi, maka kemungkinan besar itu merupakan kasus omicron. Namun untuk memastikan kasus probable tersebut tetap diperlukan pemeriksaan Whole Genom Sequencing (WGS).

Sebelumnya, Bupati Banyumas telah mencurigai bahwa varian omicron telah masuk Banyumas, ditandai dengan kasus aktif yang terus meningkat sejak akhir Januari 2022.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement