REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) berusaha meningkatkan kualitas para dosennya dengan terus mendorong agar bisa melanjutkan studi lanjut ke jenjang doktoral (S3). Salah satunya dengan memanfaatkan program-program beasiswa yang disediakan oleh pemerintah.
Untuk mendukung hal tersebut, Universitas BSI menyelenggarakan workshop penyusunan proposal studi lanjut S3 yang dilakukan secara daring melalui Zoom, pada Jumat (28/31) pukul 09.00 – 15.00 WIB.
Kegiatan ini dihadiri Diah Puspitasari selaku wakil rektor (warek) Bidang Akademik, dosen yang berasal dari Fakultas Komunikasi dan Bahasa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta Fakultas Teknologi Informasi Universitas BSI.
Diah Puspitasari yang mengawali kegiatan ini menjelaskan dalam waktu dekat akan ada program pelatihan intensif bagi para dosen Universitas BSI sebagai upaya tindak lanjut dari kegiatan workshop penyusunan proposal studi lanjut yang dilakukan saat ini.
“Workshop ini bertujuan agar para dosen mampu membuat proposal disertasi penelitian, yang akan menjadi poin utama dalam penilaian pengajuan beasiswa calon mahasiswa jenjang doktoral,” jelas Diah dalam keterangan tertulisnya Selasa (1/2).
Hal serupa juga dijelaskan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas BSI Dr. Ani Wijayanti, yang menyoroti bahwa ada beberapa langkah sederhana yang terkadang terlewatkan oleh calon pengusul beasiswa studi lanjut.
Langkah yang dimaksud yakni pengumpulan informasi mengenai program studi yang dituju dan melakukan komunikasi dengan para mahasiswa senior serta alumni terkait. Hal tersebut dilakukan untuk menggali informasi secara mendalam, tentang program studi yang akan dipilih dan memastikan program studi tersebut masuk dalam skema beasiswa.
“Teknik dalam menulis juga menjadi aspek penentu penilaian proposal beasiswa untuk studi lanjut, serta membahas isu-isu strategis dalam proposal penelitian yang dibuat oleh calon pelamar beasiswa. Cara ini dilakukan sebagai usaha memperoleh penilaian maksimum dalam proposal tersebut,” kata Ani.
Sementara itu, Anik Andriani yang merupakan kandidat doktor Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Gajah Mada Yogjakarta, hadir sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, ia menegaskan betapa pentingnya mengemas latar belakang proposal penelitian beasiswa untuk studi lanjut.
“Latar belakang menjadi ruh penelitian, sebab isi latar belakang masalah akan menentukan kualitas proposal dan berdampak pada kajian dan metode yang digunakan,” jelasnya.
Senada dengan Anik, Lymbarski Caesariano yang merupakan kandidat doktor studi komunikasi pembangunan program beasiswa IPB University, juga sebagai pembicara, menyarankan agar isu yang dipilih untuk tema proposal penelitian haruslah seksi, seperti halnya tentang toleransi, pembangunan serta teknologi informasi.
Hal ini memberikan pertimbangan positif kepada calon pengusul beasiswa studi lanjut tersebut. Ia juga menitikberatkan perlunya penguatan latar belakang masalah pada proposal pengajuan beasiswa. “Latar belakang yang baik akan memberikan penilaian maksimal pada proposal beasiswa tersebut,” katanya.