REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Jenazah anggota Yonif Raider 408/Suhbrastha, Praka Rahman Tomilawa (24) yang gugur dalam peristiwa kontak tembak di Provinsi Papua dimakamkan di kampung halamannya di Negeri Tulehu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (29/1). Prosesi pemakaman di TPU negeri Tulehu yang dilakukan dalam upacara militer, dipimpin Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard TH. Tampubolon, diiringi isak tangis dan duka yang mendalam baik kerabat, keluarga dan sahabat korban maupun masyarakat Tulehu yang hadir.
Praka Rahman Tomilawa bersama dua rekan yakni Serda Rizal Maulana Arifin (24) dan Pratu Tupel Alomoan Baraza (24), menjadi korban penembakan di Distrik Gome, Kabupaten Puncak pada Kamis pagi (27/1). Penembakan terjadi saat pergantian jaga pos sekitar pukul 05.28 WIT.
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard menegaskan, ketiga personil Yonif Raider 408/Suhbrastha yang telah diberi gelar Anumerta gugur dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara yang dicintai. "Dalam suasana penuh belasungkawa ini saya berharap keluarga almarhum yang ditinggalkan kiranya dapat menerima cobaan ini dengan penuh kekuatan, ketabahan dan kesabaran," kata Pangdam.
Pangdam menyatakan sangat menyadari peristiwa tersebut merupakan cobaan berat terhadap keluarga serta keluarga besar TNI, namun sebagai orang beriman yakinlah bahwa kehendak Allah Tuhan Yang Maha Esa itu pasti yang terbaik. "Kepergian almarhum yang telah berjuang dengan ikhlas dan gagah berani membela Ibu Pertiwi, tentunya tidak luput dari rasa duka yang dalam. Oleh sebab itu atas nama Bangsa dan Negara serta atas nama seluruh teman dan sejawat almarhum saya menyatakan belasungkawa yang sedalam-dalamnya," ujarnya.
Pangdam juga meminta semua pihak untuk dapat melapangkan dada, untuk memaafkan segala khilaf dan salah yang dilakukan almarhum selama hidupnya, sehingga amal ibadahnya diterima dan mendapat tempat yang mulia di sisi Allah. "Selamat jalan pahlawanku,pengorbananmu untuk kehormatan seluruh rakyat bangsa dan negara tidak akan pernah sia-sia."
Almarhum Praka Anumerta Rahman Tomilawa merupakan anak bungsu dari empat bersaudara pasangan Latief Tomilawa dan Wa Mae dan lahir pada 10 Agustus 1997 di Negeri Tulehu, dan lulus Secta tahun 2018.