REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri Syafrizal meminta Pemerintah Daerah melakukan akselerasi vaksinasi di wilayahnya. Secara khusus, Kemendagri menyebut sebagian besar penularan Omicron terjadi di Jabodetabek.
Karena itu, Pemerintah Daerah diharapkan untuk melakukan akselerasi vaksinasi baik booster maupun lansia di kabupaten/kota dengan tingkat capaian vaksinasi yang sudah tinggi. "Jawa-Bali merupakan episenter Covid-19 Omicron, maka vaksinasi dosis kedua untuk lansia harus terus dikejar," ujar Syafrizal dalam keteranhan tertulisnya, Selasa (25/1/2022).
Ia meminta pemda serta jajaran Forkominda untuk terus mengejar vaksinasi dosis 2 untuk umum dan lansia hingga mencapai 70 persen. Begitu pula halnya dengan vaksinasi anak mengingat PTM sudah dilakukan 100 persen.
Selain itu, ia juga meminta deteksi kasus terus ditingkatkan dengan testing dan tracing."Deteksi dapat ditingkatkan dengan tes epidemiologi versus tes screening, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, surveilans genomik di daerah berpotensi lonjakan kasus, serta penguatan surveilans di pintu masuk negara," katanya.
Sebelumnya, dalam memimpin Rapat Terbatas Senin (24/1/2022) kemarin, Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta percepatan pemberian vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat perlu menjadi perhatian. Wapres mengatakan, selain untuk kategori dewasa, akselerasi pun harus dipacu untuk para lansia dan anak-anak. "Masih ada ada 28,64 persen lansia yang belum mendapatkan vaksin pertama dan juga 53,53 persen yang belum mendapatkan vaksin yang kedua," ujar Wapres
Wapres mengatakan, meskipun booster vaksinasi dosis ketiga sudah mulai dilaksanakan, tetapi capaian vaksin primer belum sepenuhnya tercapai. Hingga 23 Januari 2022 capaian vaksin primer dosis pertama sudah 86,97 persen. Sedangkan dosis keduanya baru 59,58 persen dari sasaran vaksinasi 208 juta.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai ratas mengatakan, capaian vaksinasi daerah di luar Jawa-Bali, terdapat provinsi yang masih dibawah rata-rata nasional yakni 70 persen. "Maluku utara sudah meningkat ke 68 persen, Maluku masih di level 66 persen, dan Papua Barat di 46 persen dan di Papua sekitar 26 persen," ujar Airlangga.