REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dian Fath Risalah, Fauziah Mursid
Hanya dalam waktu sebulan, jumlah pasien terpapar Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran mengalami kenaikan 12 kali lipat atau naik sekitar 1.114 persen. Kenaikan itu dari 217 pasien menjadi 2.636, atau ada penambahan 2.419 pasien dalam kurun waktu sebulan.
Pada Kamis (20/12022), jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta bertambah 21 orang. Pasien rawat inap terkonfirmasi positif Covid-19 di Tower 5 dan 6 menjadi 2.636 orang.
"Jumlah semula (satu hari sebelumnya) 2.615 orang," kata kata Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I Kolonel Marinir Aris Mudian dalam keterangannya, Kamis.
Dikonfirmasi terkait adanya penambahan tower untuk pasien, menurut Aris masih belum dilakukan. Hanya saja, ada perubahan pemanfaatan tower.
"Secara detail ada penambahan belum ada, hanya pemanfaatan ruang tower berbeda. Kalau dulu ada positif, ada yang karantina perjalanan mungkin bergeser (difokuskan ke pasien positif)," terang Aris.
Perihal penambahan tenaga kesehatan, menurut Aris akan dilakukan bila lonjakan kasus yang tinggi telah terjadi. "Saya rasa masih 2.000an masih bisa penanganan. Saya rasa masih taraf penambahan biasa. Penambahan itu kan tergantung pasien, kalau ada lonjakan drastis otomatis akan ada penambahan, kalau sekarang ini masih yang ada dulu," tuturnya.
Aris menyampaikan, terhitung sejak 23 Maret 2020 sampai 20 Januari 2022, jumlah pasien yang dirujuk ke RS Darurat Wisma Atlet sebanyak 135.058 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 130.754 pasien Covid-19 sembuh dan keluar dari rumah sakit.
Sementara itu, 1.072 pasien dirujuk ke rumah sakit lain. Aris mencatat, pasien meninggal di RS Darurat Wisma Atlet per 20 Januari 2022 sebanyak 596 orang.
Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Prof Zubairi Djoerban mengatakan, situasi saat ini sudah berbeda dibanding beberapa bulan silam. "Pasien Covid-19 lebih dari 2.000 dalam sebulan. Kasus aktif telah mendekati 10.000. Wisma Atlet menambah tower isolasi. Positivity rate merangkak naik. Jakarta 3,6 persen dan Indonesia 3,1 persen," tulisnya di Akun Twitter miliknya @ProfesorZubairi.
Zubairi mengatakan, sebetulnya DKI Jakarta selalu lebih rendah positivity rate-nya dibanding provinsi lain. Namun, saat ini tak bisa dihindari akan jadi paling tinggi lantaran notabene merupakan gerbang masuk. "Saya yakin, kalau segala upayanya seperti 2021, Jakarta bisa menekan positivity rate-nya lagi. Amin," kata dia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, lonjakan kasus tidak dapat dihindari. Ia memprediksi puncak kasus akan terjadi pada Februari akhir hingga awal Maret. Saat ini sudah ada 882 kasus Covid-19 di Indonesia yang terkonfirmasi varian Omicron. Sebanyak 381 orang sudah dinyatakan sembuh atau telah negatif dari Covid-19.
"Varian omicron masuk, ada transmisi lokal. Paling banyak DKI, Jabar dan Banten, ini yang sudah ada transmisi lokal, naiknya cepat dan banyak," kata Budi, Kamis (20/1/2022).
Komposisi kasus positif Omicron terdiri dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) 710, transmisi lokal 161 dan unknown sebanyak 11 kasus. Sedang asal negara penyumbang Omicron tertinggi adalah Arab Saudi dengan 128 kasus. Berikutnya disusul Turki (109), Amerika Serikat (81), Malaysia (66) dan Uni Emirat Arab (54).
DKI Jakarta menjadi provinsi paling banyak yang menyumbang kasus Omicron. Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat total kasus Omicron di Ibu Kota mencapai 988 orang, 663 di antaranya PPLN dan 325 lainnya transmisi lokal.
Merujuk laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI pasien omicron DKI Jakarta menyebar ke beberapa wilayah. Sebaran omicron di DKI didominasi warga Kecamatan Cilandak, Kalideres, Kebon Jeruk, Kebayoran Baru, Senen.
Selain di DKI Jakarta, varian omicron juga menyebar di Jawa Barat hingga Jawa Timur. Termasuk di antaranya Depok, Tangerang Selatan, hingga Surabaya.
Beruntungnya, hanya hanya 12 persen dari total kasus Omicron yang dilaporkan mengalami gejala sedang. Sementara sisanya masih didominasi tanpa gejala dan gejala ringan.
Sekitar 90 persen dari seluruh pasien omicron sudah divaksinasi. Hal ini juga menunjukkan vaksin Covid-19 efektif lantaran membuat yang terpapar tak merasakan gejala atau tanpa gejala.