REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat, Ardi Andono, mengatakan pihaknya tidak berencana menangkap harimau Sumatra yang menampakkan diri di Pasaman Barat.
Menurut Ardi, lokasi penampakan harimau memang di habitat aslinya. Sehingga tidak perlu dilakukan penangkapan. "Kami berusaha menggiring kembali (ke dalam hutan). Karena memang (lokasi penampakan) habitatnya," kata Ardi.
Seekor harimau Sumatra terlihat di Pasaman Barat. Penampakan harimau tersebut terekam video dan tersebar di sosial media. Dalam video tersebut terlihat harimau tengah berada di dekat alat berat.
Video itu, diduga direkam salah satu operator alat berat. Belum diketahui aktivitas alat berat itu sedang mengerjakan pembukaan lahan baru atau pembangunan jalan.
Balai Konservasi Daerah Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat memastikan, lokasi kejadian di area perkebunan sawit PT Sinar Halomoan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat.
“Harimau Sumatra yang keluar dari habitatnya dan merasa terganggu dengan adanya kegiatan pembukaan lahan yang dikerjakan oleh dua unit eskavator,” ucap Ardi.
Ardi Andono berharap seluruh aktivitas di lokasi kejadian untuk sementara dihentikan. Sehingga, tidak mengganggu Harimau tersebut. Tim atau pekerja yang ada lokasi diminta meningkatkan kewaspadaan.
“Saya juga berharap yang ada disana melakukan penggiringan dengan bunyi-bunyian sehingga Harimau itu masuk Kembali ke habitatnya,” ujar Ardi.
Lebih lanjut Ardi menambahkan, saat ini tim dari BKSDA Sumatra Barat berada lokasi untuk melakukan pemantauan dan upaya penggiringan agar tidak terjadi konflik dengan manusia.