Selasa 18 Jan 2022 14:22 WIB

Ketika Dosis Keempat tak Efektif Lawan Omicron, Perlukah Vaksin Khusus?

Studi awal di Israel temukan dosis ke-4 munculkan antibodi yang tak signifikan.

 Seorang wanita menerima vaksin coronavirus Pfizer-BioNTech keempat dari sukarelawan layanan darurat nasional Magen David Adom, di sebuah panti jompo swasta, di Netanya, Israel, Rabu, 5 Januari 2022. Studi awal dari pemberian vaksin dosis ke-4 menunjukkan vaksin tidak memberikan antibodi yang signifikan untuk melawan Omicron.
Foto:

Sementara itu, pakar penyakit menular terkemuka AS Anthony Fauci mengatakan tidak ada bukti bahwa dosis penguat berulang akan membanjiri sistem kekebalan. "Memberikan booster pada waktu yang berbeda, benar-benar tidak ada bukti yang akan menghalangi respons imun," kata dia.

Ahli lain menilai vaksin khusus untuk omicron mungkin tak akan lagi diperlukan ketika vaksin-vaksin tersebut tersedia. Alasannya, seperti varian-varian lain, omicron juga akan datang dan pergi.

"Infeksi omicron di dunia telah melonjak dan kemudian menurun dengan cepat," ujar profesor di bidang mikrobiologi dan imunologi John Moore di Will Cornell Medical College.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dr Peter Hotez dari Center for Vaccine Development. Menurut Dr Hotez, dunia mungkin akan menghadapi varian global baru ketika vaksin atau booster khusus untuk Omicron muncul.

Menurut Dr Hotez, alih-alih berfokus pada vaksin dengan spesifikasi sekuen tertentu, akan lebih baik bila teknologi mRNA dikembangkan lebih jauh. Dr Hotez mengatakan, pengembangan teknologi mRNA dibutuhkan agar inovasi tersebut menjadi lebih kuat.

"Penurunan efektivitas yang tajam dari (vaksin) Pfizer-BioNTech saat melawan omicron dalam waktu beberapa bulan saja menciptakan tantangan baru," ujar Dr Hotez.

Ahli vaksin Dr Paul Offit juga tak melihat adanya urgensi untuk menghadirkan vaksin baru saat ini. Menurut ahli vaksin dari Children's Hospital of Philadelphia tersebut, vaksin dengan modifikasi baru sepatutnya baru dikembangkan bila ada varian yang terbukti bisa menghindari imunitas dan menyebabkan gejala berat.

"(Vaksin yang ada saat ini) sudah sangat berhasil dalam memberi perlindungan terhadap gejala berat," ungkap Dr Offit.

Organisasi Kesehatan Dunia mengungkapkan bahwa vaksin Covid-19 masih memegang peranan penting dalam menurunkan risiko gejala berat dan kematian akibat beragam varian yang ada saat ini. Menurut studi, pemberian dosis ketiga atau dosis booster vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini dinilai cukup efektif dalam melawan Omicron.

Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Sri Rezeki Hadinegoro, memberi alasan mengapa vaksin booster dibutuhkan. Booster dibutuhkan karena antibodi menurun dalam enam bulan pascavaksinasi dan bersamaan dengan munculnya varian-varian baru.

Terlebih, hingga kini belum diketahui kapan berakhirnya pandemi yang membuat masyarakat harus punya imunitas yang tinggi. Alasan yang terakhir adalah equity, dalam arti semua orang berhak mendapatkan akses pada vaksin di seluruh provinsi.

"Dalam enam bulan antibodi menurun, apakah kita kuat menahan, apalagi ada mutasi virus, kita harus hentikan penularan," kata Sri. "Dan booster bisa dilakukan bila cakupan vaksinasi penuh telah mencapai angka 70 persen, terutama untuk kelompok umur lanjut usia (lansia)," sambungnya.

photo
5 vaksin Covid-19 yang mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM sebagai dosis penguat alias booster. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement