REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku fokus dalam membenahi BUMN sejak awal mendapat amanah sebagai Menteri BUMN. Erick teringat pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri kepada dirinya saat baru dilantik.
"Pertemuan saya pertama kali jadi menteri dipanggil Ibu Mega, bagaimana beliau mengambarkan BUMN itu jangan jadi gurita yang kepalanya kecil, kakinya banyak. Itu biasanya gurita tidak sehat. Beliau menyampaikan gurita sehat itu yang kepalanya besar, kakinya sedikit," ujar Erick saat menghadiri diskusi bertajuk "Dialog Kopi Tanah Air" yang diselenggarakan PDIP di Jakarta, Senin (17/1/2022).
Karena itu, ucap Erick, Kementerian BUMN mendorong BUMN melakukan transformasi dan memperkuat ekosistem yang terintegrasi. Erick mencontohkan, holding BUMN pangan atau ID Food yang tadinya delapan BUMN kini tinggal lima BUMN.
"(Tujuan holding) tidak lain, jangan BUMN ini jadi kepanjangan birokrasi. Padahal BUMN itu kan mestinya lentur," ucap Erick.
Erick mengambil contoh BUMN-BUMN perbankan atau Himbara yang terbukti mampu bersaing dan menduduki peringkat sepuluh besar dalam persaingan terbuka dengan swasta dan asing.
"Inilah fungsi BUMN yang terpenting, salah satunya ialah penyeimbang pasar dan harus bisa intervensi ketika pasar tidak baik. Ini yang kita lakukan di awal pandemi saat harga masker naik. BUMN tetap korporasi tapi program-programnya dekat dengan rakyat," kata Erick.