Sabtu 15 Jan 2022 00:05 WIB

Rektor UIN Sunan Kalijaga Minta Penendang Sesajen di Semeru Dimaafkan

Sikap memaafkan HF merupakan bagian cerminan bangsa yang pemaaf.

Polisi menangkap laki-laki penendang sajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Foto: Tangkapan layar
Polisi menangkap laki-laki penendang sajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin meminta, Bangsa Indonesia memaafkan HF. Dia adalah pelaku yang menendang sesajen di area Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

"Kepada seluruh warga Indonesia, pemerintah, terutama Kabupaten Lumajang, tolong semuanya memaafkan saudara HF," kata dia saat jumpa pers di Kampus UIN Sunan KalijagaYogyakarta di Yogyakarta, Jumat (14/1/2022).

Bagi Al Makin, sikap memaafkan HF yang saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Jatim, merupakan bagian cerminan bangsa yang memegang teguh Bhinneka Tunggal Ika. "Maka kewajiban kita adalah memaafkan kepada saudara yang kebetulan mungkin khilaf, kebetulan mungkin keliru," ucap dia.

Al Makin mengatakan, Bangsa Indonesia yang mengakui keberagaman, kebinekaan, toleransi, Pancasila, serta UUD 1945 perlu segera menghentikan hujatan kepada HF yang sempat menempuh studi di UIN Sunan Kalijagaitu. "Jika kita memang bangsa yang baik, jika kita bangsa yang besar, tolong beri contoh kepada yang bersangkutan, kita adalah bangsa yang pemaaf. Beri pelajaran dengan cara lapangkan dada kita supaya yang bersangkutan juga belajar bahwa berbeda itu tidak apa-apa," tutur alumnus McGill University, Montreal, Kanada ini.

Dalam kesempatan itu, dia juga mengaku, kecewa dengan sikap HF yang menendang sesajen karena tidak selaras dengan nilai-nilai yang selama ini ditanamkan di UIN Sunan Kalijaga. UIN Sunan Kalijaga, ujar dia, selama ini memiliki tradisi yang kuat dalam menginisiasi dialog antaragama, internalagama, serta kepercayaan.

Bahkan tidak sedikit antroplog dari berbagai negara yang meneliti UIN sebagai kampus peletak dasar toleransi sehingga memengaruhi kerukunan di Tanah Air. "Kami kecewa pasti, tetapi kekecewaan itu jangan lalu membunuh karakter seseorang," kata dia.

Al Makin menyadari, bahwa Bangsa Indonesia semestinya hidup selaras dan harmonis. Karena, di Indonesia terdapat enam agama yang diakui serta lebih kurang 1.300 macam aliran kepercayaan yang berdampingan.

Namun, dia mengingatkan, Bangsa Indonesia juga merupakan bangsa pemaaf. "Jangankan cuma itu saja, banyak sekali yang melanggar aturan yang lebih berat dan jelas-jelas bertentangan dengan hukum dan merugikan negara itu saja kita maafkan," katanya. 

Dia optimistis, sikap memaafkan dengan menghentikan hujatan akan menjadi pendidikan dan pelajaran yang luar biasa bagi HF. "Balas dendam terbaik adalah tidak mengulang perbuatan yang sama," kata Al Makin.

Dia menyebutkan, HF pernah tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta angkatan 2008 hingga semester enam. Pria kelahiran Wonosobo, Jateng itu dinyatakan drop out (DO) pada Tahun Akademik 2013/2014 karena tidak lagi melakukan pembayaran daftar ulang lebih dari tiga kali.

"Mulai 2011 sampai 2012 sudah tidak lagi melakukan pembayaran, maka saudara HF ini sudah dinyatakan 'drop out'," kata dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement