Senin 10 Jan 2022 13:58 WIB

Lima Vaksin Ini akan Digunakan untuk Booster di Indonesia

BPOM pastikan kelima vaksin itu telah melalui uji klinis untuk keamanan.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Ilham Tirta
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito.
Foto: NOVA WAHYUDI/ANTARA FOTO
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Kusumastuti Lukito.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk penggunaan vaksin Coronovac BioFarma, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zifivax. Kelima vaksin tersebut akan digunakan sebagai booster vaksin Covid-19 di Indonesia.

Kepala BPOM, Penny Lukito mengatakan, vaksin yang telah mengantongi EUA itu telah

Baca Juga

melalui uji klinis untuk keamanan dan kejadian yang tak diinginkan. Reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan di tempat yang disuntik, tingkat keparahannya masih ringan.

Nantinya, lanjut Penny, ada dua mekanisme pemberian booster. Pertama, booster dalam bentuk homolog atau menggunakan vaksin yang sama dengan yang sebelumnya. Kedua, heterolog atau menggunakan vaksin berbeda dari sebelumnya.

Lebih lanjut Penny menerangkan, vaksin CoronaVac buatan Bio Farma akan diberikan dalam program homolog. Booster akan diberikan sebanyak satu dosis setelah enam bulan penyuntikan dosis kedua. Vaksin ini diperuntukan untuk kelompok umur di atas 18 tahun

"Imungenositas menunjukkan peningkatan titer antibodi hingga 21 hingga 35 kali setelah 28 hari pemberian vaksin booster ini pada subjek dewasa," ujar Penny dalam konferensi pers secara daring, Senin (10/1).

Kedua, vaksin Pfizer juga akan diberikan untuk booster homolog. Sama dengan CoronaVac, vaksin Pfizer akan diberikan dengan satu dosis minimal setelah 6 bulan setelah vaksinasi penuh untuk usia 18 tahun ke atas.

Kejadian yang tidak diinginkan setelah pemberian vaksin pun sifatnya lokal. Seperti, nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam dengan tingkat ringan.

"Imungenositas nilai rata-rata titer antibodi netralisasi setelah satu bulan sebesar 3,3 kali," ujar Penny.

Ketiga, vaksin Astrazeneca juga akan diberikan untuk booster homolog. Vaksin akan diberikan sebanyak satu dosis. Untuk kejadian yang tidak diinginkan, berdasarkan data keamanan dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping setelah penyuntikan pun bersifat ringan dan sedang.

"Imungenositas menunjukkan dari titer antibodi rata-rata 3,5 kali," terang Penny.

Keempat vaksin Moderna untuk homolog dan heterolog booster dengan dosis setengah dosis. Moderna akan dipakai sebagai booster vaksin Pfizer, Astrazeneca, dan Johnson & Johnson. Berdasarkan uji klinis, respon antibodi dari vaksin Moderna menunjukkan peningkatan sebanyak 13 kali setelah pemberian dosis booster.

Kelima vaksin Zifivax untuk booster heterolog bagi pengguna vaksin Sinovac dan Sinopharm. Booster akan diberikan enam bulan vaksin kedua. "Imungenositas menunjukkan peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali," kata Penny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement