REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) secara penuh atau 100 persen secara bertahap. Tahapan ini dimulai sejak masuknya semester dua tahun ajaran 2021/2022, Senin (3/1) ini.
"Pembelajaran tatap muka dengan kapasitas seratus persen secara bertahap, kami terapkan kapasitas dua pertiga dulu yang mengikuti PTM secara bergantian," kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori.
Budi menuturkan, PTM dengan kapasitas dua pertiga ini diberlakukan dari jenjang SD, SMP dan SMA di Kota Yogyakarta. Sedangkan, untuk jenjang taman kanak-kanak (TK) belum direncanakan untuk menggelar PTM 100 persen dan hingga saat ini masih dibahas lebih lanjut.
Pemberlakuan sistem itu sendiri masih dalam tahap uji coba dan sudah direncanakan akan berjalan selama dua pekan. Dari sisi waktu pembelajaran, kata Budi, juga sudah ditingkatkan menjadi enam jam maksimal dari yang sebelumnya hanya tiga jam.
"Ini baru uji coba menuju 100 persen PTM, kami akan evaluasi selama dua pekan," ujar Budi.
Budi juga menegaskan agar sekolah tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Pihaknya juga mewanti-wanti agar sekolah menaati daftar periksa terkait pelaksanaan PTM.
"Jika selama dua minggu berjalan bagus, maka kami tingkatkan PTM menjadi seratus persen," jelas Budi.
Budi juga menyebut bahwa menuju pelaksanaan PTM secara penuh ini juga didasarkan pada Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Dalam SKB 4 Menteri ini sudah diatur bahwa PTM 100 persen dapat dilakukan pada sekolah di daerah yang ditetapkan sebagai daerah khusus atau berada di level PPKM 1 dan 2.
Selain itu, katanya, PTM 100 persen juga dapat dilakukan jika capaian vaksinasi Covid-19 dengan dosis lengkap sudah di atas 80 persen bagi tenaga kependidikan dan 50 persen bagi lansia.
Di Yogyakarta, vaksinasi guru sudah selesai dilakukan, sedangkan untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun masih terus dipercepat. "Secara vaksinasi guru sudah memenuhi syarat itu. Untuk vaksinasi anak usia 6-12 tahun ini masih terus berproses," kata Budi.