REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah video TikTok yang diunggah di akun @haloakuniahhh menjadi viral. Dalam video tersebut terlihat pasangan yang diduga laki-laki mengatakan mereka telah menikah secara sah di Indonesia. Mereka juga saling menunjukkan buku nikahnya.
Sementara di video yang lain, sang istri yang memiliki penampilan seperti lelaki menceritakan alasan suaranya terdengar seperti perempuan. Menurut penjelasannya, ia tidak sengaja mengonsumsi suplemen fitness yang mengandung hormon testosteron.
“Dulu aku fitness dan minum suplemen fitness. Ternyata di suplemen tersebut ada kandungan hormone testosteronnya,” kata @haloakuniahhh.
Perubahan suara merupakan salah satu perubahan yang dihasilkan dari konsumsi hormon testosteron pada wanita. Menurut Konsultan Terapis Bicara dan Bahasa Christella Antoni, terapi testosteron diberikan kepada orang yang bertransisi menjadi pria dan akan memiliki efek langsung pada pita suara.
Terapi testosteron akan membuat pita suara lebih tebal. “Pita suara yang lebih tebal pada gilirannya, menghasilkan nada yang lebih dalam atau lebih rendah,” kata Antoni dalam christellaantoni.co.uk, dilansir Jumat (31/12).
Meskipun bagi kebanyakan orang, testosteron dapat memiliki efek yang cukup kuat, ada orang yang hanya dapat menghasilkan efek ringan. Secara tradisional tidak banyak pria trans datang untuk menerima terapi suara karena dianggap bahwa testosteron akan melakukan semua yang mereka butuhkan. Testosteron akan mengubah atau menurunkan nada tetapi mungkin tidak membuat seseorang merasa 100 persen senang dengan suaranya.
Direktur Medis University of California San Fransisco Transgender Care Dr Maddie Deutsch mengatakan hormon testosteron pada wanita dapat menyebabkan penebalan pita suara yang akan menghasilkan suara yang lebih terdengar seperti laki-laki. Namun, tidak semua pria trans akan mengalami pendalaman nada suara sepenuhnya dengan testosteron.
Beberapa orang mungkin menemukan bahwa berlatih berbagai teknik vokal atau bekerja dengan terapis wicara dapat membantu mereka mengembangkan suara yang terasa lebih nyaman dan pas. Perubahan suara dapat dimulai hanya dalam beberapa pekan setelah testosteron dimulai. Pertama dengan sensasi gatal di tenggorokan atau perasaan seperti serak. Selanjutnya suara mungkin sedikit pecah karena menemukan nada dan kualitas barunya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Michael S. Irwig dari Fakultas Kedokteran George Washington University yang berjudul Efek Testosteron pada Suara Pria Transgender, ada data prospektif terkait waktu dan tingkat pendalaman suara.
Beberapa penelitian kecil menunjukkan bahwa efek testosteron pada suara pria transgender dimulai dalam dua hingga empat bulan setelah inisiasi terapi. Sebuah studi longitudinal dari dua pria transgender yang diobati dengan undecanoate testosteron intramuskular selama 12 hingga 13 bulan menemukan bahwa penurunan frekuensi dasar rata-rata (MF0) turun paling signifikan antara dua dan empat bulan.