Rabu 29 Dec 2021 04:30 WIB

Satgas: Indonesia Punya Modal Hadapi Pandemi Masa Depan

Pengalaman pandemi Covid-19 menjadi modal berharga.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bangsa Indonesia telah memiliki modal yang cukup untuk beradaptasi menghadapi pandemi yang lebih dinamis di masa depan.
Foto: BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bangsa Indonesia telah memiliki modal yang cukup untuk beradaptasi menghadapi pandemi yang lebih dinamis di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, bangsa Indonesia telah memiliki modal yang cukup untuk beradaptasi menghadapi pandemi yang lebih dinamis di masa depan. Pengalaman pandemi Covid-19 menjadi modal berharga.

"Tidak semua negara mampu untuk menghadapi pandemi dengan kuat dan tangguh, apalagi karakteristik Indonesia yang merupakan negara luas dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit," kata Wiku Adisasmito dalam konferensi pers yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Selasa (28/12).

Baca Juga

Wiku mengatakan, pada akhir 2021 jumlah orang yang dites didominasi oleh kepentingan skrining, seperti untuk syarat perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan testing sebagai syarat perjalanan efektif pendukung aktivitas masyarakat yang produktif, aman dengan menghindarkan penularan antarwilayah.

"Akan lebih baik lagi apabila di tahun yang akan datang kita terus meningkatkan cakupan orang yang dites, untuk tracing kontak erat dan testing pada orang bergejala," katanya.

Perbaikan kasus positif, aktif, sembuh, meninggal, hingga positivity rate sepanjang tahun 2012, kata Wiku, tidak terlepas dari kontribusi seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah. Sejumlah upaya yang telah dilakukan sepanjang tahun ini, yaitu peningkatan jumlah tempat tidur rumah sakit rujukan, laboratorium rujukan, fasilitas isolasi terpusat serta posko tingkat desa atau kelurahan.

Ia mengatakan, jumlah tempat ruang isolasi dan ICU rumah sakit rujukan di awal 2021 di Indonesia hanya memiliki total 45 ribu tempat tidur untuk Covid-19. Sementara saat ini jumlah ini sudah ditingkatkan hingga 81 ribu atau hampir dua kali lipat.

"Jika dilihat dari angka keterisian tempat tidur isolasi hanya terisi 2,24 persen dan ICU 3,88 persen," ujarnya.

Selain itu, jumlah laboratorium rujukan Covid-19 pada Januari 2021 hanya sebesar 510 unit. Sedangkan saat ini sudah berhasil ditambah hingga 902 unit atau hampir dua kali lipat.

Wiku mengatakan, persentase testing yang dilakukan oleh laboratorium sudah jauh melebihi target testing Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu sebesar 503 persen yang pada awal tahun hanya sebesar 85 persen. "Bahkan saat ini kita memiliki lebih dari 23 ribu fasilitas pemeriksaan antigen yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.

Terkait tempat tidur isolasi terpusat, kata Wiku, per Juli 2021 Indonesia telah memiliki 20 ribu tempat tidur isolasi terpusat yang tersebar di seluruh Indonesia. Tempat isolasi terpusat ini siap dan fleksibel untuk diaktifkan kembali ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Sepanjang 2021, Indonesia berhasil menggerakkan pembentukan 29 ribu posko. "Artinya 35,81 persen dari total desa atau kelurahan telah memiliki posko," katanya.

Wiku menambahkan, semua modal yang dimiliki bangsa Indonesia saat ini menunjukkan kemampuan adaptasi, kesigapan dan resiliensi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam penanganan pandemi.

"Hal inilah yang menjadi modal penting bagi kita untuk terus bertahan melawan tantangan pandemi yang dinamis termasuk varian omicron yang saat ini kita hadapi," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement