Selasa 28 Dec 2021 19:48 WIB

Kasus Kapal TKI Karam, Diduga Dibekingi Oknum TNI

Keterlibatan oknum TNI membuat praktik pengiriman TKI ilegal via Batam tak pernah ter

Rep: Febryan. A/ Red: Agus Yulianto
Kepala BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) Benny Rhamdani
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kepala BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia) Benny Rhamdani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus tenggelamnya kapal pembawa tenaga kerja Indonesia (TKI)/pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di perairan Johor, Malaysia, akhirnya mulai menunjukkan titik terang. Oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) diduga terlibat dalam kejahatan perdagangan orang yang mengakibatkan puluhan TKI ilegal meninggal ini.

Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi langsung terkait kasus ini di wilayah Kepulauan Riau dan Malaysia. Hasil investigasi itu menemukan bahwa pengiriman TKI ilegal ini berlangsung secara terorganisir dan dibekingi oknum aparat.

"Ada dugaan keterlibatan oknum TNI AL dan oknum TNI AU. Mereka memiliki peran masing-masing dalam membantu kegiatan pengiriman PMI ilegal," kata Benny dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/12).

Benny menjelaskan, keterlibatan oknum TNI inilah yang membuat praktik pengiriman TKI ilegal via Batam tak pernah terungkap. "Mereka mendapat perlindungan atau beking dari oknum aparat di daerah. Kami sudah tahu persis oknum itu siapa dan berbuat apa," ujarnya.

Ketua Satgas Penyelidikan Kasus Karamnya Kapal Pembawa PMI Ilegal Irjen Pol Achmad Kartiko mengatakan, para oknum TNI ini perannya membantu proses transportasi para TKI ilegal. Setelah para korban tiba di bandara di Batam, para oknum ini membantu transportasi mereka menuju pelabuhan rakyat di Bintan hingga akhirnya diberangkatkan ke Malaysia.

"Mereka membantu transportasi PMI ilegal dari bandara kemudian ke lokasi pelabuhan dan sampai dengan proses keberangkatan," kata Kartiko yang juga menjabat sebagai Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Eropa dan Timur Tengah BP2MI itu.

Kepala BP2MI Benny menambahkan, pihaknya akan menyerahkan persoalan keterlibatan oknum TNI ini kepada kesatuan mereka masing-masing. "Saya akan coba nanti untuk bertemu Panglima TNI," ujarnya.

Sebelumnya, aparat Malaysia menemukan sebuah kapal speedboat tenggelam karena dihantam ombak akibat cuaca buruk di pantai Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor, pada Rabu (15/12) pukul 05.00 waktu setempat. Kapal itu karam saat hendak menurunkan penumpangnya, yakni 50 WNI.

Mengutip keterangan resmi KJRI Johor Bahru per 19 Desember, insiden itu mengakibatkan 21 WNI meninggal, 13 selamat, dan sisanya belum ditemukan. BP2MI sendiri belum menjelaskan soal detail kondisi korban ini dalam konferensi persnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement