Jumat 24 Dec 2021 13:31 WIB

Disperindag Jabar Fasilitasi 44 Perusahaan untuk Ekspor 

Momentum pelepasan ekspor ini, telah mendorong pelaku bisnis terus berinovasi. 

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Kepala Dinas Indag Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana (kiri) menandatangani kerjasama dengan sejumlah perusahaan. (Ilustrasi)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kepala Dinas Indag Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana (kiri) menandatangani kerjasama dengan sejumlah perusahaan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat memfasilitasi 44 perusahaan mengikuti pelepasan ekspor akhir tahun 2021 yang digelar secara serentak oleh Kementerian Perdagangan di 26 provinsi, Kamis (23/12). Momentum pelepasan ekspor produk bernilai tambah ini merupakan wujud konkret dukungan Pemerintah (Pusat dan Daerah) kepada para pelaku bisnis untuk terus berupaya dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia. 

“Jumlah pelaku usaha di Jawa Barat yang ikut melakukan ekspor di bulan Desember sebanyak 44 Perusahaan yang tercatat melalui Surat Keterangan Asal (SKA). Volume ekspor dari Jawa Barat ini mencapai 20.493 ton atau senilai USD 35,9 juta,” ujar Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana kepada wartawan, Jumat (24/12).

Arifin mengatakan, momentum pelepasan ekspor ini, telah mendorong pelaku bisnis terus berinovasi menciptakan produk-produk bernilai tambah dan memanfaatkan peluang pasar yang ada, agar bisa bersaing di dalam maupun luar negeri. 

“Serta menjaga pertumbuhan ekonomi masyarakat agar terus berjalan,” katanya.

Jawa Barat, kata dia, berhasil menyumbang 14,68 persen dari total ekspor nasional pada Januari-November dari total ekspor nasional. Angka ini menjadikan Jabar menjadi provinsi nomer satu penyumbang ekspor terbesar di Indonesia. Jawa Barat sendiri, mendapat kehormatan karena menjadi lokasi utama pelepasan akhir tahun 2021 yang dipimpin Menteri Perdagangan M Lutfi.  

Ada tiga lokasi pelepasan ekspor akhir tahun yang digelar di Jawa Barat antara lain lokasi utama pelepasan di PT Toyota Motor  Manufacturing  Indonesia, Karawang, lalu PT Bina Niaga  Multiusaha (BNM Stainless Steel), Kabupaten Bekasi, kemudian PT Argha Karya Prima Industry, Kabupaten Bogor.

Dalam keterangannya Menteri Perdagangan M Lutfi mengatakan, pelepasan ekspor akhir tahun ini menunjukkan bahwa ekonomi nasional mulai pulih. Menurutnya hal ini harus tetap dijaga secara serius agar perekonomian Indonesia terus bangkit dan tumbuh. 

“Pelepasan ekspor ini merupakan kolaborasi dan kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha guna mendorong pemulihan ekonomi nasional, serta tingkatkan kinerja ekspor nasional," katanya dalam Pelepasan Ekspor Akhir Tahun 2021 secara virtual, Kamis (23/12). 

Kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2021, kata dia, memperlihatkan kinerja yang positif. Per November 2021, total nilai ekspor telah menembus USD 209,16 miliardl dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah. "Nilai ini melampaui rekor ekspor sepanjang 2011 yang mencapai USD 203 miliar," katanya.

Kementerian Perdagangan melepas ekspor senilai Rp 35,03 triliun atau setara USD 2,44 miliar secara serentak yang diikuti 278 eksportir dari 62 kabupaten/kota di 26 provinsi ke negara Eropa, Asia, Amerika, Australia, Selandia Baru dan Oseania berupa produk otomotif, batubara, kimia, minyak sawit dan turunannya serat produk perikanan dan lain-lain. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement