Jumat 24 Dec 2021 12:47 WIB

Duet Gus Yahya-Miftachul Achyar Diharapkan Tingkatkan Peran NU 

Duet keduanya mampu meningkatkan peran NU dalam kehidupan berbangsa ke depan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Anggota Komisi III DPR dari fraksi PPP, Asrul Sani.
Foto: Antara/Resno Esnir
Anggota Komisi III DPR dari fraksi PPP, Asrul Sani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, mengucapkan selamat atas terpilihnya KH Miftachul Achyar sebagai

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Yahya Cholil Staquf resmi terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Dia meyakini, duet keduanya mampu meningkatkan peran NU dalam kehidupan berbangsa ke depan.

"Para Nahdhiyin yang aspirasi politiknya di PPP percaya bahwa duet keduanya akan meningkatkan peran NU dalam kehidupan kebangsaan dan kemasyarakatan kita," kata Arsul kepada Republika, Jumat (24/12).

Selain itu, dirinya juga meyakini, keduanya mampu mengantar NU memasuki abad kedua sejak kelahirannya dengan baik. Arsul juga mengapresiasi NU di bawah kepempimpinan KH Said Aqil Siroj.

Menurut Arsul, selama kepemimpinan Said Aqil, NU telah banyak berbenah dalam meningkatkan peran ormas Islam terbesar di Indonesia di tengah kehidupan bangsa dan bernegara dengan terus menggelorakan Islam yg rahmatan lilalamin. Serta mampu mencegah berkembangnya paham-paham transnasional yang cenderung anti negara bangsa, dan bahkan tidak toleran terhadap perbedaan dan kebhinekaan. 

"Nah ke depan peran ini PPP harapkan terus dikembangkan oleh NU bersama-sama dengan ormas-ormas Islam lainnya," ungkap wakil ketua MPR tersebut.

Diketahui KH Yahya Cholil Staquf resmi terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026 dalam Sidang Pleno V Muktamar ke-34 NU di Gedung Serba Guna Universitas Lampung (Unila), Bandar Lampung, Jum'at (24/12) pagi. 

Dalam muktamar ke-34 NU, mekanisme pemilihan Ketua Umum PBNU menggunakan mekanisme pemungutan suara.  Dalam proses penghitungan suara, mantan juru bicara Presiden KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), ini berhasil memperoleh 337 suara. Sedangkan calon ketum PBNU petahana, KH Said Aqil Siroj hanya mendapatkan 210 suara. Sedangkan satu suara dianggap batal. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement