Rabu 22 Dec 2021 11:15 WIB

Bersaing Sengit, Siapa Caketum PBNU Menang dalam Muktamar?

Ada beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi arah keputusan pemilik hak suara.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, Ph.D.
Foto:

Selain itu, menurut dia, Kiai Said juga dianggap tokoh sentral yang berhasil mengawinkan pasangan Presiden Jokowi-Wapres Maruf Amin sebagai representasi bersatunya kelompok nasionalis dan Islam moderat di PIlpres 2019 lalu. 

"Artinya, Kiai Said memiliki hubungan erat dengan Istana Presiden dan Megawati sebagai pemilik saham utama pemerintahan saat ini. Namun demikian, Muktamar NU lebih ditentukan sikap para pemilik suara yang pada saat tertentu, cukup sensitif pada narasi-narasi kontroversial," kata dia. 

Kedua, menurut Umam, KH Yahya Cholil Staquf saat ini dianggap menjadi penantang terberat bagi petahana. Secara perlahan, Kiai Yahya berhasil mengonsolidasikan dukungan, dengan berselancar di atas narasi-narasi sensitif yang harus diklarifikasi tim Kiai Said.

 

"Meskipun tidak mudah dibuktikan, namun keberadaan Menteri Agama Gus Yaqut yang notabene adik kandung Kiai Yahya, berpotensi memberikan keleluasaan untuk membangun komunikasi dengan PWNU dan PCNU di daerah yang notabene juga berkhidmat di Kementerian Agama," jelas Umam.

Selain itu, lanjut dia, secara politik Kiai Yahya dianggap sebagai tokoh baru yang berpotensi mengubah pola relasi antara NU dengan sejumlahs stakeholders di Tanah Air, mulai dengan partai-partai politik tertentu hingga Ormas-ormas lain yang selama ini cukup sering bersitegang dengan NU di bawah kepemimpian Kiai Said yang cenderung memiliki gaya komunikasi yang terbuka dan apa adanya. 

"Karena itu secara politik, Kiai Yahya tidak memiliki resistensi besar dari kekuatan-kekuatan politik internal maupun eksternal NU," ujar Umam. 

 

Sementara itu, dia menilai peluang Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar untuk maju di Muktamar kali ini relatif belum tampak signifikan. Sebab, kata dia, Kiai Marzuki dihadapkan pada beberapa realitas. Pertama, solidnya elemen PWNU Jawa Timur untuk mendukung Kiai Yahya Staquf, sebagai respon balik atas perbedaan pandangan dalam Muktamar Jombang lalu yang menghasilkan kepemimpinan periode kedua Kiai Said. 

 

Kedua, sudah jelasnya sikap dan dukungan Rais Am KH Miftachul Ahyar, meskipun masih disampaikan melalui simbol-simbol komunikasi dan belum pernah disampaikan secara eksplisit. "Maka, jika Kiai Marzuki Mustamar mengajukan diri atau mendukung Kiai Said di Muktamar kali ini, akan membuatnya 'sungkan' dan harus berpikir ulang karena harus berhadapan dengan Rois Am KH Miftachul Akhyar dan juga jajaran PWNU Jawa Timur secara general," kata Umam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement