REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berawal dari mencari tambahan uang, Galih Pandekar serius mengajar dan membantu murid-murid mengejar cita-citanya. Owner bimbingan belajar (bimbel) Lavender itu mulai memberanikan diri membuka tempat bimbel sendiri sejak 2011. “Saya beranikan diri mulai usaha sendri, spesialisasinya persiapan PTN (perguruan tinggi negeri) dengan cara menginap,” kata Galih dilansir dari YouTube Jaga Lilin, Selasa (21/12).
Kenapa menggunakan konsep menginap? Galih menjelaskan bahwa banyak anak-anak daerah yang ingin masuk perguruan tinggi negeri, salah satunya Universitas Indonesia (UI). Mereka biasanya akan mencari tempat bimbel di sekitar lokasi kampus. Namun, mereka yang dari daerah banyak yang tidak memiliki kerabat. Hal itu yang mendorong Galih untuk membuat bimbel konsep menginap, atau yang disebut Supercamp. Supercamp ini dibuat pada Mei, Juni, dan Juli.
“Saya bikin persiapan pembelajaran dalam waktu singkat. Bagaimana caranya? Fokus meminimalisasi error, makanya kita coba konsep Supercamp, ini bukan hal baru memang di bidang bimbel. Bedanya keseriusan kita menjalani ini,” ujar Galih.
Selain memberikan bimbingan persiapan masuk PTN, Galih dan istri juga menyediakan akomodasi untuk para muridnya. Yang membedakan bimbel Lavender dengan lainnya, yaitu sumber daya manusia-nya (SDM). Dia mengatakan Lavender sangat serius membuat anak-anak lulus PTN.
“Usaha kita meluluskan sebegitunya, aspek teknis dan non-teknis kita siapkan. Mau berhasil atau tidak, kita usaha dulu. Kita serius meluluskan anak,” kata Galih.
Selain fokus dengan persiapan PTN, Galih juga mendukung kesehatan mental murid-muridnya. Dia sangat konsen memastikan anak-anak tetap semangat, muskipun mood-nya naik dan turun.
Galih menjelaskan nama Lavender berasal dari tanaman lavender, yang dia tanam di depan rumahnya. Dia dan istrinya menganggap lavender sebagai bunga kehidupan.
Bimbel Lavender dikenal dengan bayaran yang mahal. Galih mengatakan harga paling murah adalah Rp 22 juta untuk kelas intensif atau sebulan sebelum ujian. Ada kelas alumni dan reguler kisaran Rp 40 juta sampai Rp 45 juta. Ada kelas persiapan Supercam untuk di hotel berbintang dan tidak berbintang, masing-masing Rp 70 juta dan Rp 60 juta. Ada juga Supercam plus reguler seharga Rp 90 juta sampai Rp 110 juta setahun. Untuk persiapan kedokteran seharga Rp 180 juta sampai Rp 220 juta.
Galih tidak pernah takut kehilangan konsumen dengan harga yang mahal itu. Dia menganggap harga yang tepat diperuntukkan bagi kostumer yang tepat.
“Kalau memang kualitasnya bagus, ya harganya tepat, karena kita juga menginap di hotel bintang tiga, ada kamar pengajar, ruang kelas, makan siang dan makan malam,” ujar dia.
Galih mengatakan Lavender memiliki tingkat kelulusan 80 persen sampai 87 persen. “Kita tak manipulasi angka-angka karena transparan,” kata dia.
Dengan konsep Supercamp, Lavender fokus meminimalisasi error. Konsep ini membuat murid tidak perlu kelelahan pulang dan pergi. Selain fokus membimbing murid, Lavender juga konsen dengan SDM dengan memberi pelatihan dan lain-lain. “Kita tata human resource-nya, jangan bikin anak pinter saja,” ujar dia.
Galih selalu menekankan untuk membangun bisnis setinggi langit. Lebih baik gagal daripada tidak mencobanya. “Bisnis yang bagus itu yang dimulai. Apalagi zaman sekarang banyak ilmunya, yang penting konsisten, jangan anggap remeh usaha kita. Hasil tak akan mengkhianati proses,” kata Galih.
Simak kisah lengkapnya di channel Youtube ini: