Sabtu 18 Dec 2021 06:58 WIB

Personel Polisi Koreksi Pernyataan Abu Janda Soal Aurat

Bripka Heru SW ingatkan Permadi jangan membuat umat Islam bergesekan dan marah.

ersonel polisi Brigadir Kepala (Bripka) Heru SW.
Foto: Tangkapan layar
ersonel polisi Brigadir Kepala (Bripka) Heru SW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Personel polisi Brigadir Kepala (Bripka) Heru SW meluruskan pernyataan Permady Arya alias Abu Janda yang meminta masyarakat mengatur otaknya terkait cara wanita berpakaian. Menurut Heru, konsep yang disampaikan Abu Janda jelas salah.

Heru menjelaskan, terjadinya kejahatan itu karena ada niat dan kesempatan. Video Heru tersebut viral dan banyak tersebar di berbagai kanal media sosial (medsos). Salah satunya juga diunggah akun Twitter, @Endriyw.

Baca Juga

"Kalau misalnya kesempatannya ada, niatnya tak ada itu tidak akan terjadi. Kalau misalnya perempuan pakai baju seksi lewat secara naluri laki-laki yang normal dia pasti nafsu," kata Heru dengan mengangkat tangan menunjukkan gestur tanda petik terkait pernyataan laki-laki normal pasti nafsu dalam video viral yang dikutip Republika di Jakarta, Sabtu (18/12).

Menurut Heru, hal itu bisa saja terjadi pemerkosaan. Dia menegaskan, perintah menutup aurat merupakan ajaran agama, yang itu berlaku untuk perempuan dan laki-laki. "Perintah menutup aurat tidak hanya cuma perempuan bos, tapi laki-laki juga menutup aurat dan jangan samakan perintah agama sama budaya disamaratakan, tak bisa," kata Heru.

Dia menyebut, perintah agama untuk menutup aurat itu memang ada dalam Alquran. Heru pun berpesan secara khusus kepada Abu Janda untuk tidak terus membuat kegaduhan.

"Buat Mas Permadi janganlah membuat pernyataan yang membuat umat Islam menjadi bergesekan satu sama lain, nanti yang ada mereka marah dan ujungnya demo, yang repot siapa? Polisi lagi ngamanin demo. Jadi udahlah cukup sampai di sini," kata Heru.

Sebelumnya, aktivitas media sosial yang memiliki nama asli Heddy Setya Permadi membuat konten video di akun Instagram pada Senin (13/12), yang mengajak masyarakat untuk tidak melarang perempuan memakai baju seksi. Dia membuat video dengan latar belakang perempuan memakai bikini.

Dia menyindir kasus pemerkosaan yang dilakukan Herry Wirawan terhadap 12 santriwati di Bandung, Jawa Barat. Pemerkosaan terjadi padahal santriwati sudah menutup aurat. Abu Janda pun membandingkan perempuan memakai bikini di Bali menjadi pemandangan biasa, dan nyatanya tidak ada kasus pemerkosaan.

Karena itu, menurut Abu Janda, pemerkosaan terjadi bukan karena pakain yang digunakan perempuan, melainkan karena otak laki-laki. "Kalau otakmu mesum, pakai pakaian serba tertutup pun kau pasti nafsu, syar'ikan dulu otakmu," kata Abu Janda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement