Rabu 15 Dec 2021 10:43 WIB

LPPM Universitas BSI Sukses Gelar Lokakarya Pengaktifan DOI

LPPM Universitas BSI ungkapnya penting DOI dalam susun karya tulis ilmiah

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar kegiatan workshop dengan tema Lokakarya Pengaktifan DOI (Digital Object Identifier), Manajemen OJS (Open Journal System) dan Tertib Administrasi Pelaporan Publikasi Jurnal, pada Senin (13/12).
Foto: UBSI
LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar kegiatan workshop dengan tema Lokakarya Pengaktifan DOI (Digital Object Identifier), Manajemen OJS (Open Journal System) dan Tertib Administrasi Pelaporan Publikasi Jurnal, pada Senin (13/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) sukses menggelar kegiatan workshop dengan tema “Lokakarya Pengaktifan DOI (Digital Object Identifier), Manajemen OJS (Open Journal System) dan Tertib Administrasi Pelaporan Publikasi Jurnal”, pada Senin (13/12).

Workshop ini menghadirkan narasumber yaitu Agus Junaidi selaku chief editor Jurnal Informatika, Sopiyan Dalis selaku chief editor Jurnal Paradigma, dan Haryani selaku chief editor Jurnal Ecodemica Universitas BSI.

Taufik Baidawi, kepala LPPM Universitas BSI mengatakan, pentingnya pengaktifan DOI, manajemen OJS dan tertib administrasi pelaporan publikasi jurnal dalam penelitian maupun menyusun karya tulis ilmiah, tentu membutuhkan banyak referensi. Supaya publikasi jurnal menjadi bagus, dan dapat dipublish oleh masing-masing publisher jurnal yang terakreditasi nasional.

“Oleh karena itu, workshop ini penting untuk dilaksanakan dan sebagai tambahan wawasan bagi para pengelola jurnal. Agar jurnal yang dikelolanya dapat semakin meningkat mutunya dan semakin baik kualitasnya, juga terpercaya bagi masyarakat,” katanya.

Sementara itu, dalam lokakarya ini, Haryani memberikan beberapa penjelasan mengenai pentingnya pengaktifan DOI, manajemen OJS dan tertib administrasi pelaporan publikasi jurnal. Hal tersebut menjadi sangat penting, merujuk pada peraturan menteri riset dan teknologi pendidikan.

“Pengaktifan DOI dan manajemen OJS merupakan evaluasi diri dalam publikasi jurnal ilmiah. Dalam membuat jurnal ilmiah, harus memiliki banyak referensi, dan yang paling utama harus menyesuaikan dengan template dari masing-masing publisher jurnal. Sehingga dapat diterima di publisher dan mendapatkan LOA, untuk menertibkan administrasi pelaporan publikasi jurnal,” jelasnya dalam rilis yang diterima, Selasa (14/12).

Selanjutnya, Agus Junaidi menambahkan bahwa, pada penerimaan artikel, reviewer, editing, production, dan publikasi, harus memiliki jumlah yang ideal dalam pengerjaannya.

“Jumlah publikasi ideal adalah satu artikel ditangani oleh satu editor dan sepuluh reviewer. Jadi jika menerbitkan lima artikel, ada lima editor dan sepuluh reviewer,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Sopian Dalis pun menyebutkan pada prinsipnya untuk meningkatkan mutu dalam pengelolaan jurnal, harus ada managernya, yang mengatur dan mengawasi alur kinerja dari jurnal.

“Manajeman penerimaan jurnal harus memiliki aturan yang baku baik dari pengaturan jurnal, user management dan yang lainnya. Dimana harus memperhatikan setiap idealisme jurnal,” imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement