Ahad 12 Dec 2021 11:34 WIB

Mahfud MD, Penerima Beasiswa Supersemar yang Pertama Demo Soeharto

Dinda justru alasannya kami disekolahkan oleh Soeharto agar dapat kritis.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seusai menjadi Panglima Perang Trikora, Mayjen Soeharto pada 1962 menginisiasi pembentukan yayasan. Hal itu setelah ia melihat banyak prajurit gugur dan janda yang harus ditinggalkan suaminya akibat perang perebutan Irian Jaya.

Cucu Presiden ke-2 Soeharto, Haryo Putra Nugroho Wibowo menjelaskan, usulan Pak Harto yang ingin mendirikan sebuah yayasan itu pun disampaikan kepada Presiden Sukarno, selaku atasannya. Tidak disangka, Sukarno malah mendukung dan memberi dana kepada yayasan yang didirikan Presiden ke-2 RI tersebut.

Baca Juga

Menurut Haryo, keputusan kakeknya mendirikan yayasan adalah untuk membantu keluarga tentara yang nasibnya belum baik, namun negara belum sanggup hadir memberi perhatian. "Pemimpin diwajibkan hadir dengan cara apapun dan dengan konsekuensi apapun," kata Haryo saat peluncuran buku 'Legasi Pak Harto' yang disiarkan akun Youtube Indonesia International Book Fair IKAPI dikutip Republika di Jakarta, Ahad (12/12).

Ketika sudah menjadi Presiden, menurut Haryo, yayasan yang didirikan kakeknya telah melahirkan putra terbaik bangsa. Dia pun menyinggung Yayasan Supersemar yang memberi beasiswa kepada Mahfud MD yang kini menjadi Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan.

 

"Sampai ada satu cerita tentang salah satu pemuda yang cemerlang, pintar sekali diberikan beasiswa oleh Presiden Soeharto, dan pada saat selesai, beliaulah yang memimpin demonstrasi pertama di tahun 1978 untuk mengkritik pemerintahan Orde Baru. Dan berpuluh-puluh tahun kemudian, dia menjelma jadi putra terbaik bangsa yang sekarang kita kenal dengan nama Prof Mahfud MD," kata Haryo.

Dia pun pernah bertanya langsung kepada Mahfud MD dalam suatu kesempatan perihal hal itu. "Pak Mahfud, mengapa Bapak kok mendemo Pak Harto? Sedangkan Bapak menerima beasiswa dari beliau?" kata Haryo dalam dialognya bersama mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut.

Haryo pun menyampaikan jawaban dari Mahfud. "Jawaban beliau ini yang betul-betul mencengangkan saya, beliau jawab gini ke saya 'Dinda justru itulah alasannya kami-kami disekolahkan oleh kakek Anda agar kami dapat tumbuh menjadi pemuda-pemuda yang kritis, yang siap membantu pemerintah dari dalam maupun dari luar'," ujarnya.

Menurut Haryo, percakapan itu menjadi sebuah pesan yang membangunkan kesadarannya melihat keberhasilan program yayasan yang didirikan Presiden Soeharto. Terlepas dari kontroversi, sambung dia, Soeharto melahirkan putra-putri terbaik bangsa dari beasiswa yang berasal dari yayasan.

Perihal Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Haryo melanjutkan, sebagian orang menganggap tempat itu sebagai tujuan rekreasi atau liburan, atau bahkan tempat pacaran semata. Dia mengingatkan, inisiasi pendirian TMII berawal dari Ibu Negara Tien Soeharto yang ingin menaikkan muruah dan moralitas bangsa Indonesia, yang era itu sedang terpuruk.

"Kita ingat peletakan batu pertama di tahun 1972, itu hanya berselang tujuh tahun dari gonjang-ganjing G30S/PKI yang mengakibatkan ketidakstabilan nasional, dan 1967 pun ekonomi kita sedang gonjang-ganjing. Dan Pak Harto beserta Ibu, hadir sebagai Bapak dan Ibu Bangsa untuk mendongkrak semangat bangsa Indonesia dan menunjukkan semangat ke dunia bahwa Indonesia bukan hanya Jakarta dan Bali, oleh karena itu dihadirkan miniatur Indonesia," kata Haryo.

Lewat akun Twitter, @mohmahfudmd, ia membenarkan pernyataan Haryo tentang beasiswa Supersemar. Mahfud mengomentari tautan berita yang memberitakan tentang aktivitasnya saat mendemo Presiden Soeharto kala berstatus mahasiswa. Saat mahasiswa, Mahfud tercatat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan Sastra Arab Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

"Cerita cucu Pak Harto ini benar. Saya adalah penerima beasiswa Supersemar saat kuliah. Kepada Mas Haryo, saya bilang, Yayasan Supersemar yang didirikan Pak Harto telah banyak membantu orang tak mampu agar bisa menempuh pendidikan yang baik. Pejabat sekarang banyak yang alumni Supersemar. Dari kejadian itu, dapat dipelajari," kata Mahfud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement