Sabtu 11 Dec 2021 22:39 WIB

1.000 Hari Pertama Kehidupan, Masa Emas Perkembangan Manusia

Dalam 1.000 hari pertama kehidupan, kemampuan dasar manusia berkembang.

Rep: Putì Almas/ Red: Budi Raharjo
Seribu hari pertama kehidupan.
Foto: BKKBN
Seribu hari pertama kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seribu hari pertama kehidupan dikenal juga sebagai masa emas tumbuh kembang manusia. Bagi para orang tua, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan kepada buah hati dałam fase ini, untuk mencegah penyesalan di kemudian hari. 

Dalam sebuah acara webinar bertajuk '1.000 Hari Pertama Kehidupan: Cegah Stunting Itu Penting', Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) mengatakan 1.000 hari pertama itu dihitung mulai dari pertemuan sel telur hingga setelah lahir. Ada 280 hari atau 40 minggu dalam kandungan dan 720 hari (usia hampir dua tahun).

Di fase tersebut terjadi perkembangan pesat otak manusia yang menentukan banyak hal bagi kehidupan setiap individu. Sebelum 1.000 hari kehidupan, kondisi otak masih terbuka, di mana di sini lab proses perkembangan terjadi.

"Seribu hari atau 24 bulan kemudian sudah menutup ubun-ubun bagian depan dan belakang, ini menunjukkan sudah kurang berkembangnya otak,” ujar dokter Hasto.

Dalam 1000 hari pertama kehidupan, kemampuan dasar manusia berkembang. Mulai dalam kandungan, terdapat apa yang disebut sebagai perkembangan organogenesis. Kemudian enam bulan pertama, dimulai kemampuan penglihatan, pendengaran, bicara, bahasa, dan emosi. 

Selanjutnya pada usia enam hingga 24 bulan terdapat perkembangan logika, kemandirian, interaksi, dan motorik. Dokter Hasto mengingatkan seluruh kemampuan dasar tersebut berkembang dalam 1.000 hari pertama yang jangan sampai terganggu dalam prosesnya.

“Jika terganggu, terjadi stunting. Pada hari tuanya, risiko kematian, kesakitan di hari tua juga besar. Mudah sekali stroke, tekanan darah tinggi, diabetes kalau seandainya stunting,” jelas dokter Hasto. 

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang, yang mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Dokter Hasto mengatakan balita dengan kondisi ini juga memiliki risiko kematian yang tinggi, bahkan hingga empat kali lebih besar.

"Karena itu, mari cegah stunting. Mulai dari memberi ASI eksklusif enam bulan, asupan makanan anak setelah fase ASI eksklusif juga harus baik,” ujar dokter Hasto.

Lebih lanjut, dokter Hasto mengatakan hal penting lainnya untuk mencegah stunting adalah dengan membuat anak tidak stress. Hal ini dapat diwujudkan dengan pola asuh yang baik dari setiap orang tua. “Kemudian kita jaga anak kita, jangan sampai sering sakit,” kata dia.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement