Jumat 10 Dec 2021 19:59 WIB

Tim SAR Kembali Temukan Tiga Jenazah Korban Erupsi Semeru

Total korban meninggal yang sudah ditemukan sebanyak 46 orang, 9 orang masih dicari.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Agus raharjo
Petugas SAR melakukan pencarian korban di kawasan lintasan awan panas Gunung Semeru di Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). Sepekan setelah letusan Gunung Semeru, sejumlah warga mengaku masih belum menemukan keluarganya yang diperkirakan tertimbun material di area tersebut.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Petugas SAR melakukan pencarian korban di kawasan lintasan awan panas Gunung Semeru di Dusun Renteng, Desa Sumber Wuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (10/12/2021). Sepekan setelah letusan Gunung Semeru, sejumlah warga mengaku masih belum menemukan keluarganya yang diperkirakan tertimbun material di area tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Kasi Operasi Kantor SAR Surabaya, I Wayan Suyatna mengakui, pada hari ketujuh operasi pencarian korban erupsi Gunung Semeru, tim gabungan menemukan tiga korban dalam kondisi meninggal. Dua jenazah korban di antaranya ditemukan di area tambang pasir H Satuhan, sekitar pukul 09.20 WIB dan pukul 15.35 WIB.

"Satu orang korban lainnya ditemukan di area tambang pasir di Dusun Kebonagung, pada pukul 11.45 WIB," ujarnya, Jumat (10/12).

Baca Juga

Setelah dievakuasi ke titik aman, selanjutnya ketiga jenazah korban dibawa ke RSUD dr Haryoto Lumajang untuk keperluan identifikasi. Hingga saat ini, kata dia, data korban sementara yang dihimpun dari Posko Induk tercatat ada 20 korban luka berat, 82 orang luka ringan, korban meninggal dunia sebanyak 46 orang, dan korban dalam pencarian tersisa sembilan orang.

Wayan menjelaskan, operasi SAR dilaksanakan dengan membagi personel unsur SAR gabungan menjadi tiga SRU. Fokus pencarian masih sama dengan hari sebelumnya, yaitu di Dusun Curah Kobokan, kawasan tambang Pasir Haji Satuhan, Dusun Kebondeli, dan Kampung Renteng.

Selain menggunakan anjing pelacak milik Mabes Polri dan Polda Jatim, proses pencarian korban juga dibantu empat unit excavator. “Tadi pagi sempat terpantau ada tiga kali luncuran guguran awan panas skala kecil dari kawah Jonggring Saloka. Siang harinya, pencarian sempat dihentikan sementara karena kondisi mendung dan puncak gunung tertutup awan,” ujar Wayan.

Wayan menambahkan, penghentian sementara proses pencarian korban dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Utamanya demi keselamatan para personel tim SAR gabungan. Namun setelah kondisi cuaca membaik, proses pencarian korban kembali dilakukan.

"Sementara kendala yang dihadapi selain faktor cuaca, kondisi area pencarian yang cukup luas, dan posisi korban yang acak," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement