REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sebanyak 37 unit rumah warga di Kampung Nyalindung RT 03 RW 05 Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi terdampak pergerakan tanah. Saat ini sebagian besar warga masih menempati rumah warga tersebut.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, dari sebanyak 37 unit rumah warga yang terdampak sebanyak lima unit rusak ringan dan satu diantaranya tidak bisa dihuni. Sementara mayoritas rumah lainnya dalam kondisi terancam.
"Kami sudah ke lokasi dan salah satunya terlihat ada pergerakan lagi secara lambat," ujar Kepala Seksi Pencegahan, Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Nanang Sudrajat kepada Republika.co.id, Kamis (9/12).
Sebab setelah dikaji pada 18 Agustus 2021 di deerah tersebut mengalami keretakan tanah hanya 8 unit rumah dan sekarang bertambah menjadi 37 unit rumah. Di mana lanjut Nanang, klasifikasinya sebagian besar terancam dan hanya 5 rumah rusak ringan karena bagian rumah retak-retak.
Di mana dari lima rumah rusak ringan satu diantaranya sudah tidak bisa dihuni karena bagian mahkota rumah rusak. Menurut Nanang, rumah yang terdampak pergerakan tanah dalam kondisi masih ditempati.
"Kemarin bersama Kementerian Sosial sudah ada pemetaan untuk menempatkan ketika ada pergerakan tanah kembali," ujar dia.
Nantinya ketika hujan yang berlangsung dua jam, maka warga akan dievakuasi ke tempat yang aman atau titik kumpul. Intinya rumah warga sekarang masih ditempati dan bilamana hujan intensitas tinggi maka menyelamatkan ke tempat aman.
"Belum bicara relokasi, namun ada kajian PVMBG dan hasilnya akan jadi patokan," kata Nanang. Hal ini memerlukan waktu.
Kepala Desa Pasir Suren, ME Zailani mengatakan, terdapat 37 rumah warga terdampak pergerakan tanah. "Sejumlah bagian rumah warga retak-retak dari mulai dari dinding hingga bagian lantai," ujar dia.
Menurut Zailani, saat ini belum ada informasi warga terdampak akan direlokasi atau tidak. Di mana pergerakan tanah terjadi secara berangsur dan tidak sekaligus terjadi. Namun warga tetap waspada dengan adanya pergerakan tanah tersebut.