Kamis 09 Dec 2021 12:41 WIB

Pengamen Jalanan di Kota Bogor Bakal Dites Urine

Tes urin sebagai tindak lanjut dari penodongan penumpang angkot oleh pengamen mabuk.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Polresta Bogor Kota mengungkap kasus penodongan penumpang angkutan kota (angkot) dengan senjata tajam, yang dilakukan oleh seorang pengamen mabuk, Rabu (8/12).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Polresta Bogor Kota mengungkap kasus penodongan penumpang angkutan kota (angkot) dengan senjata tajam, yang dilakukan oleh seorang pengamen mabuk, Rabu (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Polresta Bogor Kota akan melakukan penyisiran terhadap para pengamen dan para pengguna jalan di Kota Bogor yang dianggap meresahkan, serta melakukan tes urin. Hal ini merupakan tindak lanjut dari kejadian penodongan penumpang angkutan kota (angkot), oleh seorang pengamen yang tengah mabuk.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihak kepolisian ingin menjamin agar warga Kota Bogor merasa aman ketika menggunakan angkutan umum. Tidak hanya pada pengamen yang berpindah dari angkot ke angkot, penyisiran itu juga akan dilakukan di terminal bus.

Baca Juga

Di samping itu, dia juga mengimbau agar warga segera melapor ke Polresta Bogor Kota jika mengalami penodongan ataupun ancaman kekerasan.

“Kami mengimbau apabila ada yang menjadi korban pemerasan atau ancaman kekerasan agar melapor ke Polresta Bogor. Kami akan menyisir semua pengamen pengguna jalan, bekerjasama dengan Satpol PP Kota Bogor,” ujar Susatyo, Rabu (8/12) malam.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Dhoni Erwanto, mengatakan tersangka penodongan terhadap penumpang angkot, Hendrik (19 tahun) kerap mengkonsumsi minuman keras terlebih dahulu. Sebelum mengamen di angkot seputaran Tugu Kujang, Sistem Satu Arah (SSA), BTM Mall, Balai Kota Bogor, dan Rumah Sakit Siloam.

Usai video penodongan yang dilakukan tersangka pada Senin (6/12) malam viral di Twitter, Polresta Bogor Kota berhasil menangkapnya pada Rabu (8/12) di sekitar Tugu Kujang. Hanya saja, senjata tajam berupa pisau dapur yang digunakan tersangka untuk menodong penumpang di angkot trayek 03 itu masih dalam pencarian.

“Dari catatan kami merrka selalu mabuk yang meresahkan. Sehari-hari memang mengkonsumsi minuman (keras) terlebih dahulu. Kami sempat mencari, yang bersangkutan dalam kondisi mabuk,” jelas Dhoni.

Sementara itu, penumpang angkot yang sempat ditodong tersangka, Shofa Maitsa, berharap dengan adanya kejadian ini, aparat Kota Bogor bisa menjadikan Kota Bogor lebih baik, aman dan nyaman. Setelah kejadian tersebut, Shofa mengaku tidak kapok menggunakan angkutan umum.

“Saya juga berharap ke depannya orang-orang berani untuk menyampaikan hal-hal seperti ini. Karena pasti enggak mudah untuk melaporkan, apalagi kalau takut diteror. Sebenarnya saya juga takut sih,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement