Rabu 08 Dec 2021 15:09 WIB

Tanah Longsor Jadi Tren di Bogor Selama November

Pada NOvember, intensitas hujan cukup tinggi dan berdampak sering terjadi longsor.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau lokasi longsor di Kampung Keramat, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (8/11).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meninjau lokasi longsor di Kampung Keramat, Kelurahan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, selama November 2021 Kota Bogor dilanda 79 bencana. Dimana, kejadian tanah longsor menjadi tren bencana di Kota Bogor pada bulan lalu.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengatakan dari 79 kejadian bencana, 40 di antaranya merupakan kejadian tanah longsor. Termasuk juga kejadian tanah amblas.

Baca Juga

“Di November ini intensitas hujan kembali cukup tinggi, berdampak sering terjadinya tanah longsor. Berbeda dengan kejadian banjir yang hanya terjadi sesaat saja,” ujar Theo.

Lebih lanjut, Theo menjelaskan, kejadian paling banyak kedua setelah tanah longsor yakni kejadian pohon tumbang. Selama sebulan, 13 pohon tumbang akibat dampak dari cuaca hujan deras disertai angin kencang, yang melanda wilayah Kota Bogor pada bulan ini.

Sementara itu, sambung dia, ada 12 kejadian bangunan roboh, tiga kejadian kebakaran, serta enam kejadian lain. Seperti, penyelamatan pada hewan seperti kucing, sarang tawon, dan sebagainya.

“Pada bulan ini sebanyak 175 jiwa dari 102 kepala keluarga (KK) terdampak bencana. Dua di antaranya, mengalami luka ringan akibat serangan tawon, serta pada kejadian kebakaran pada 28 November lalu,” tuturnya.

Tidak hanya berdampak pada warga, Theo melanjutkan, pada November ada sembilan Tembok Penahan Tanah (TPT) terdampak bencana longsor. Berikut dengan enam tiang fasilitas umum milik PLN dan PJU, yang terdampak tanah longsor dan pohon tumbang.

Sementara itu, 83 rumah warga juga terdampak. “Ada 20 rumah rusak berat, sedangkan sisanya rusak sedang sebanyak empat rumah dan rusak ringan pada 59 rumah,” ujar Theo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement