REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi B DPRD DKI Jakarta menggelar rapat bersama direksi PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) guna membahas dua kecelakaan beruntun pada pekan lalu. Kecelakaan tersebut ymelibatkan armada BUMD transportasi tersebut.
"Kita membahas terkait banyaknya kecelakaan dalam 40 hari terakhir yang melibatkan TransJakarta. Kita punya program jangka panjang untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi," kata Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Azis di Ruang Rapat Komisi B, Gedung DPRD Jakarta, Senin (6/12).
Abdul Azis menilai bahwa kecelakaan beruntun yang melibatkan TransJakarta cukup mencoreng BUMD tersebut sehingga dikhawatirkan memengaruhi keinginan orang untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum. Dalam rapat tersebut, Direktur Utama TransJakarta Mochammad Yana memohon maaf kepada para anggota DPRD atas adanya kecelakaan yang melibatkan angkutan umum kebanggaan warga Ibu Kota itu.
Yana menjelaskan, kecelakaan bus TransJakarta paling banyak melibatkan operator PPD dan Mayasari Bhakti. "Kecelakaan bus TransJakarta paling banyak melibatkan mobil pribadi sebanyak 29 persen dan sepeda motor 28 persen," kata Yana.
Dua kecelakaan TransJakarta terjadi dalam dua hari berturut-turut, yakni pada 2 Desember dan 3 Desember 2021. Pada Kamis (2/12), bus TransJakarta dengan operator PT Steady Safe menabrak Pos Polisi di Lampu Merah PGC Cililitan, Jakarta Timur. Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang petugas Patroli TransJakarta luka berat.
Kemudian pada Jumat (3/12), bus dari operator PT Mayasari Bhakti menabrak pembatas jalan (separator) busway di depan Ratu Plaza, Senayan. "Kami sudah meminta Polda Metro Jaya untuk melakukan investigasi dan penyelidikan," kata Yana.