Ahad 05 Dec 2021 21:06 WIB

Kadispenad Jelaskan Maksud Pernyataan Jenderal Dudung

Maksud KSAD, mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, tanpa guru.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkass mengisi kuliah Subuh di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Papua pada medio November 2021. Video tausiyah tersebut diunggah akun resmi TNI AD pada Sabtu (4/12), namun kemudian dihapus dari Twitter, Instagram, dan Youtube pada Ahad (5/12).
Foto: Tangkapan layar
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkass mengisi kuliah Subuh di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Papua pada medio November 2021. Video tausiyah tersebut diunggah akun resmi TNI AD pada Sabtu (4/12), namun kemudian dihapus dari Twitter, Instagram, dan Youtube pada Ahad (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigadir Jenderal (Brigjen) Tatang Subarna mengklarifikasi sekaligus meluruskan pernyataan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman saat mengisi kuliah Subuh di Masjid Nurul Amin, Kota Jayapura, Provinsi Papua pada medio November 2021.

Dalam video yang diunggah akun Dispenad sebelumnya, Dudung bertausiyah agar jamaah jangan terlalu dalam mendalami agama. Tatang pun menjelaskan maksud ceramah KSAD.

Baca Juga

"Maksud KSAD, mempelajari agama terlalu dalam akan terjadi penyimpangan, apabila tanpa guru," ucap Tatang dalam pernyataan di Jakarta, Ahad (5/12).

Dudung mengisi kuliah Subuh di sela kunjungan kerja ke Kodam XVII/Cenderawasih, Jayapura, Selasa (23/12). Dudung didampingi Habib Husein bin Hasyim bin Toha Baagil saat mengisi tausiyah.

Dudung juga memberikan kuliah Subuh sekaligus memberi bantuan kepada pengurus masjid. Dalam video yang diunggah akun Dispenad, Dudung menyinggung tentang implementasi rasa syukur yang sudah diciptakan oleh Allah SWT kepada hambanya untuk menunaikan sholat. Dudung pun menyebut tentang ilmana sebagai tingkatan keimanan umat Islam.

"Iman taklid, ada iman ilmu, ada iman iyaan, ada iman haq (haqul yaqiin), dan iman hakikat. Karena itu, banyak sebagian dari orang Islam sering terpengaruh katanya hadis ini, katanya hadis itu, kata Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya jangan terlalu dalam, jangan terlalu dalam mempelajari agama," ujar Dudung yang mengenakan baju koko putih dan peci hitam di mimbar masjid dikutip Republika dari Youtube resmi TNI AD, Ahad (5/12).

Kepada jamaah shalat Subuh, menurut Dudung, dampak terlalu dalam mempelajari agama adalah terjadi penyimpangan. "Akhirnya terjadi penyimpangan-penyimpangan. Kaya Sumpah Prajurit, Sapta Marga, dan 8 Wajib TNI, kalau kalian prajurit tidak memahami tidak mengerti artinya Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan 8 Wajib TNI," kata mantan panglima Kostrad tersebut.

Dudung menyambangi Markas Kodam XVII/Cenderawasih di Jayapura, Papua, Selasa (23/11). Sebelumnya, ia ke Manokwari mengunjungi Markas Kodam XVIII/Kasuari. Dudung juga menyempatkan ke Timika, Kabupaten Mimika untuk bertemu prajurit Batalyon Raider 754/ENK20/3 Kostrad.

Dudung pun berpesan kepada prajurit TNI AD yang bertugas di Papua agar menyayangi masyarakat setempat. Dia meminta prajurit TNI AD jangan pernah menyakiti hati masyarakat.

"Jangan sedikit pun berpikir untuk membunuh. Kalian harus sayang masyarakat dan kalian harus tunjukkan rasa sayang kepada masyarakat Papua. Kamu harus baik kepada masyarakat Papua, jangan menyakiti hati mereka," kata Dudung di Markas Batalyon Raider 754, Timika, Selasa.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement