Ahad 05 Dec 2021 19:38 WIB

Masyarakat Diimbau Beraktivitas di Luar 1 Km dari Kawah

Masyarakat harus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gunung Semeru meletus Sabtu (4/12). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak erupsi, termasuk pengungsi.
Foto: Humas Pemprov Jatim
Gunung Semeru meletus Sabtu (4/12). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa langsung memerintahkan BPBD Jatim dan Dinas Sosial mengirim bantuan tenaga, peralatan hingga logistik untuk penanganan warga terdampak erupsi, termasuk pengungsi.

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pascaerupsi Gunungapi Semeru, hari Sabtu (4/12), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati. ESDM, meminta masyarakat beraktivitas di luar radius rawan bencana, yakni 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Gunungapi Semeru.

"Tingkat aktivitas Gunungapi Semeru saat ini tetap di Level II (Waspada), untuk itu diimbau kepada masyarakat untuk mematuhi rekomendasi dari Badan Geologi, tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak G Semeru, jarak 5 Km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," ujar Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Konferensi Pers Update Terkini Gunungapi Semeru, Ahad (5/12).

Baca Juga

Menurutnya, masyarakat juga harus mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

"Terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat," katanya.

Terkait peningkatan aktivitas Gunungapi Semeru, kata dia, Kementerian ESDM melalui Badan Geologi telah memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan di daerah sejak tanggal 1 Desember 2021. Karena, telah terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara.

Sementara menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Andiani, sudah ada peningkatan aktivitas Gunungapi Semeru pada tanggal 1 Desember 2020. Yakni, sudah terjadi awan panas guguran dan hal ini tersebut sudah disampaikan kepada para stakeholder di daerah melalui grup WhatsApp. 

"Selain itu pada 2 Desember 2021 kami juga mengeluarkan surat yang ditujukan kepada Kepala BNPB, Gubernur Jatim, Bupati Lumajang, dan Bupati Malang mengenai kondisi kekinian beserta imbauan yang kami sampaikan di dalam surat tersebut," katanya.

PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunungapi Semeru melakukan pemantauan selama 24 jam dalam satu hari dan melaporkan hasil pengamatan tersebut setiap 6 jam. Hasil pengamatan tersebut juga disampaikan melalui grup WA yang beranggotakan Muspida, Pemerintah Daerah, penambang, relawan, tokoh masyarakat, dan BPBD setempat.

"Selain itu pemberian informasi peringatan dini juga kami lakukan melalui aplikasi MAGMA Indonesia (magma.vsi.esdm.go.id) yang merupakan aplikasi kebencanaan yang dimiliki oleh badan geologi, website PVMBG yaitu vsi.esdm.go.id, dan Grup WA pemantauan Gunungapi Semeru," papar Andiani.

Masyarakat, kata dia, diimbau agar tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung api Semeru dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan Kementerian/Lembaga terkait, Pemda, serta instansi terkait lainnya.

"Informasi mengenai aktivitas G. Semeru terkini dapat diperoleh melalui aplikasi/Website Magma Indonesia (www.vsi.esdm.go.id atau magma.esdm.go.id), dan media sosial PVMBG (Facebook, Twitter, dan Instagram pvmbg)," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement